Chereads / Pamanku Kesalahanku / Chapter 22 - Anaknya

Chapter 22 - Anaknya

Saat ini Latiao masih kecil dan terlalu lemah. Tetapi masalah keluarga mereka baru saja dimulai, dan mereka memiliki terlalu banyak hal yang harus ditangani.

Mama terlalu lemah, Kakek dan Nenek juga sudah tua, sedangkan aku terlalu kecil...

Bisa dikatakan bahwa satu keluarga ini terlalu lemah dan sakit-sakitan. Jadi meskipun mereka bersatu, tetap saja tidak akan bisa mengatasi badai masalah ini Bagaimana pun juga saat ini, ada masalah yang mendesak dan harus segera diselesaikan.

"Latiao, Kakak pergi dulu, kamu baik-baik di sini, jangan berlarian, ya?"

Setelah itu Latiao mendongakkan kepalanya untuk melihat perawat itu, wajahnya terlihat begitu menggemaskan dan polos. Hal ini membuat perawat itu ingin sekali meremas wajah anak itu karena gemas.

Latiao pun menganggukkan kepalanya, matanya tampak berbinar seolah-olah mampu berkata, "Ehm... aku mengerti, Kakak."

Kemudian perawat itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mengacak rambut Latiao, "Kamu terlalu menggemaskan..."

Setelah itu, perawat pun pergi.

Latiao mengangkat tangannya dan perlahan mulai merapikan rambutnya yang telah diacak-acak oleh perawat itu, dan pada saat itu juga, ia menghela napas panjang.

-

Saat makan siang, ponsel Mo Yangyang tiba-tiba berdering, kemudian ia pun keluar untuk mengangkat teleponnya.

"Halo..." Saat menjawab telepon, ekspresi wajah Mo Yangyang terlihat sedikit muram.

"Bagaimana Nona Han?"

Mo Yangyang berkata dengan lemah, "Maaf, saya tidak akan menjual bangunan itu, saya harap Anda tidak menelepon saya lagi."

Grup Changyue di kota Jinchuan ingin membeli sebidang tanah yang ada di dekat restoran milik Mo Yangyang. Satu bulan yang lalu, ia mulai berbicara dengan Mo Yangyang.

Namun, harga yang mereka tawarkan terlalu rendah. Mo Yangyang dan pemilik toko yang ada di sekitarnya tidak setuju dengan setengah harga pasar.

Tapi orang yang menelepon itu masih tidak ingin menyerah, "Sejauh yang saya tahu, Anda belum menikah. Tidak mudah bagi Anda dengan memiliki anak sendirian. Saya juga dapat memahami Anda. Jika menurut Anda harganya rendah, saya dapat menambahkan 20.000 Yuan lagi..."

Kemudian Mo Yangyang mulai mencibir, "Anda menambahkan dua juta pun saya tetap tidak akan menjualnya. Saya menyarankan kalian, jangan berpura-pura ingin menjadi yang pertama di dunia, jika Anda tidak punya banyak uang. Jangan membuat malu diri kalian sendiri."

Setelah menutup teleponnya, Mo Yangyang langsung kembali ke bangsal tempat Latiao di rawat, dan saat itu ia mendapati bahwa Latiao telah meletakkan sumpitnya.

"Sudah selesai makannya?"

Latiao menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Um... Sudah."

"Mama pergi mencuci mangkuk, kamu jangan berlarian."

Latiao pun tersenyum dengan manis, lalu ia mengangguk, "Ya."

Setelah Mo Yangyang pergi sambil membawa mangkuk dan sumpit, senyum di wajah Latiao pun menghilang.

Grup Changyue ternyata mulai mengambil restoran mereka lebih awal. Di kenangan kehidupan sebelumnya, Grup Changyue sepertinya bertindak sedikit terlambat.

Saat ini sepertinya mereka benar-benar tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika tidak, Grup Changyue akan bertindak dan keluarga mereka akan berada dalam tragedi yang mengenaskan.

-

Pada sore hari, area gedung administrasi rumah sakit ditutup, sedangkan pintu gerbang penuh dengan pihak keamanan yang berjaga. Dan di sana juga ada beberapa mobil mewah diparkir di lantai bawah.

Orang luar yang mendekat akan diusir, meski mereka hanya mendekat sepuluh meter dari gedung...

Latiao memeluk mainan figur Iron Man yang ada di tangannya, kemudian ia menatap penjaga keamanan dan berkata, "Paman, aku mau masuk mencari Papaku."

"Anak kecil, siapa Papamu?"

"Nama Papaku..." Latiao memiringkan kepala, dan terlihat berpikir sebentar. Kemudian ia menggelengkan kepalanya dengan lembut, "Aku lupa."

Setelah itu Latiao menunjuk ke sebuah mobil Bentley dan berkata, "Aku datang menaiki mobil itu."

Ketika penjaga keamanan mendengar hal ini, ia sama sekali tidak ragu. Anak kecil yang ada di depannya itu juga terlalu tampan. Sepintas terlihat bukan dari keluarga biasa. Meskipun masih kecil, namun ia sudah kelihatan seperti seorang bangsawan.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu masuk."

"Aku akan pergi sendiri. Terima kasih, Paman, silakan bertugas kembali."

Tidak ada yang akan meragukan seorang anak yang begitu mengerti keadaan, patuh dan sopan. Setelah itu Latiao pun memasuki gedung administrasi dengan lancar, kemudian menuju pada lantai empat tempat kantor direktur berada.

Beberapa pengawal berpakaian hitam bergegas mendekat, "Anak kecil, siapa kamu? Kenapa bisa keluyuran sampai di sini?"

Latiao dengan wajah polosnya mengangkat tangan dan menunjuk pada orang yang berada di belakang para pengawal, "Anak dia."

Beberapa orang ada yang menoleh dan melihatnya dan dalam hati mereka berkata, sialan, anak kecil ini anaknya Doktor Xie.