Chapter 6 - bab 5

" Ini mbak.  terima kasih. " kata bu Santoso.

Setelah membayar Bu Santoso kembali ke kamar Yuda .

" Sudah beres yah. ayo kita pulang! "kata bunda, "kamu bisa jalan Yud?"

" Bisa bunda." jawab Yuda.

Mereka lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Dalam perjalanan pulang mereka melewati rumah makan favorit  Bu Santoso .

" Jangan lupa mampir dulu ", kata Bu Santoso.

" Ya bun aku ingat ", jawab pak Santoso.

Tidak usah diberi tahu Dery langsung masuk di rumah makan itu, mobil di parkir di halaman rumah makan tersebut, kemudian Bu Santoso menelpon Rio.

" Rio Oma di rumah makan, Rio mau apa masakannya enak-enak lho ", kata Oma.

" Oma mau pulang sekarang ? " tanya Rio.

"Aku minta ikan bakar yang gede , nanti kalau ada durian belikan juga." Pinta Rio

" Apa lagi Rio ? " tanya Oma.

" Sudah itu saja, Oma. " kata Rio.

" Sudah ya sayang. Oma mau masuk ke dalam dulu." kata Oma.

Hari semakin sore jam segini kantor Yuda ramai sebab para sopir waktunya pulang. Di garasi sudah berjajar rapi bis tersebut, karena setiap bis itu datang langsung menempati tempatnya masing- masing.

Sudah datang semua sopir- sopir itu saling mengobrol, pak Toni dan pak Jono sopir senior membicarakan soal Yuda bosnya.

" Bagaimana bisa kita bertahun- tahun membawa rombongan ke mana-mana aman-aman saja kebetulan mas Yuda yang bawa kok ada begal. " kata pak Toni kepada pak Jono.

" Sudah nasib mas Yuda mungkin." jawab pak Jono, semoga saja mas Yuda tidak kenapa-napa.

" Sudah aku mau pulang duluan seharian narik capek mau istirahat " kata pak Jono.

Malam semakin larut Yuda dan kedua orang tuanya sampai di rumah. 

Papa Rio berlari menghampiri papanya.

" Sayang.." Yuda memeluk anaknya

"hati-hati " kata Oma "lengan papa sakit."

Yumi mendengar suaminya sudah sampai langsung menggandeng Yuda menuju ruang keluarga.

" Hati- hati pa..! " kata Yumi.

" Tidak apa- apa  ma,yang sakit hanya lengan kiriku saja. " jawab Yuda.

" Rio ini pesananmu." kata Oma.

Rio terus mengambil kotak tersebut.

" Oma oleh-olehnya aku makan ya Oma." Kata Rio.

" Ya sayang. " jawab Oma.

Ke esokan paginya pak Santoso sibuk mau ke kantor menggantikan Yuda sementara.

" Yud kamu di rumah saja dulu biar ayah yang ke kantor. " kata pak Santoso.

"Nanti kalau kamu sudah sembuh kamu lagi yang ke kantor. Yuda hanya mengangguk karena menahan sedikit rasa sakit karena lengannya sedang di obati Yumi.

" Sakit pa ?" tanya Yumi.

" Sedikit " jawab Yuda.

Yumi sengaja tidak memanggil perawat karena ingin merawat suaminya dengan,

tangannya sendiri , kemudian Yumi mengambilkan obat untuk diminum Yuda.

" Ini obatnya pa ." kata Yumi.

Lalu Yuda mengambil obat tersebut lalu di minum.

Di kantor pak Santoso mengecek anak buahnya yang masuk dan cuti beberapa hari yang lalu.

" Der ini sudah semua? " tanya pak Santoso.

" Sudah semua pak. " jawab Dery.

"Der jangan lupa nanti pak Jono kasih tahu besok ada rombongan wisata berangkat jam tiga pagi. Karena tempatnya jauh jelas pak Santoso.

Setelah menjelaskan kepada Dery pak Santoso langsung berangkat pulang.

Sampai di rumah Bu Santoso sedang makan siang sdengan Yuda, Yumi dan Rio.

"Wah …kebetulan ayah sudah datang.

Ayo yah makan bersama." kata bunda.

" Masak apa ini ?" tanya pak Santoso,

baunya lezat sampai tercium dari depan aromanya.

"Masak andalan keluarga kita sayur asem, tempe goreng, sambel, ikan gurami goreng kesukaan Rio dan lain-lain." ucap Bu Santoso. Memang makan bersama terasa enak dan kelihatan damai mereka makannya terlihat lahap sekali.

Beberapa hari sudah lengan Yuda di rawat Yumi.

" Pa lukanya sudah sembuh ini tinggal mengambil benang jahitnya." kata Yumi.

Nanti ku panggilkan perawat aku tidak bisa ini.

" Terserah mama. " jawab Yuda.

" Sudah sembuh Yum ?" tanya pak Santoso.

"Biar ayah yang menelpon perawat rumah sakit , dekat- dekat sini kan ada rumah sakit biar cepat perawatnya sampai ke sini."

"Hore…. Papa sudah sembuh." teriak Rio sambil merangkul papanya. Mendengar  

Rio berteriak senang Bu Santoso mendekati Yuda dan di lihat lukanya.

"Benangnya tidak di ambil kan tidak apa-apa to Yum? biasanya nanti lepas sendiri."

" Ya tidak apa-apa Bun, tapi lebih baik kalau di cabut Bun." jawab Yumi.

***

Tak terasa usia kandungan Yumi memasuki bulan ke sembilan itu berarti tinggal menghitung hari saja. Di dalam kamar Yumi sedang mempersiapkan kelahirannya dengan menata baju baby , handuk, sabun mandi dan lainnya. semua dimasukkan dalam tas satu persatu khusus untuk baby dan tas satunya lagi untuk Yumi di masukkan baju ganti Yumi, handuk dan barang lain yang di butuhkan Yumi. Yuda tahu kalau. Yumi sedang mempersiapkan kebutuhannya . Kemudian Yuda menghampiri Yumi .

" Siap-siap ma sudah beres ?" tanya Yuda.

" Sudah beres semuanya pa " jawab Yumi.

"Kalau nanti ada tanda-tanda mau melahirkan sudah mudah, tinggal membawa tas ini."

Yuda mengangguk dan tersenyum, setelah itu Yuda pamit dengan Yumi .

" Mama aku berangkat ke kantor dulu. " kata Yuda.

" Ya pa ", jawab Yumi "hati-hati di jalan."

Setelah kandungan Yumi sudah sembilan bulan lebih pagi itu merasakan 

perutnya terasa mules, Yuda mengamati istrinya raut mukanya merasakan sesuatu, kemudian Yuda mendekati Yumi.

" Ma kelihatannya kesakitan kenapa ?" tanya Yuda.

" Ya pa perutku terasa mules, apa mau lahiran ?" tanya Yumi.

"Kalau begitu mari kita ke rumah sakit ma." ajak Yuda. Selagi Yumi siap-siap Yuda mendekati bunda yang sedang minum teh dengan ayahnya.

" Bunda mamanya Rio perutnya mules sepertinya mau lahiran.", kata Yuda.

"Apa iya Yud?, ayo kita bawa ke rumah sakit."

Bunda terus bersiap-siap dan menata apa saja yang perlu di bawa ke rumah sakit. Lalu bu Santoso memanggil Wiwik, Wik coba kesini , Wiwik langsung mendekati Bu Santoso .

" Tolong Wik tas-tas mbak Yumi masukkan ke mobil bawaan ibu juga ini."

" Mbak Yumi apa mau lahiran bu ?"tanya Wiwik, sambil mengangkat tas tersebut.

" Wik, Rio temenin main karena bapak juga ikut ke rumah sakit." kata bu Santoso.

Semua sudah beres mereka langsung berangkat ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit bu Santoso langsung turun dari mobil terus masuk ruang perawatan bersalin.

" Tolong mbak anak saya mau melahirkan. " kata Bu Santoso.

Kemudian perawat tersebut membawa kursi roda untuk membawa Yumi ke ruang perawatan bersalin.

Sementara itu bu Santoso menuju ruang pendaftaran untuk mendaftarkan Yumi.

" Mbak, kami minta kamar VIP. " kata bu Santoso.

" Ini kamar anggrek satu Bu kamarnya." jawab pegawai tersebut.

Setelah mendaftar bu Santoso duduk di samping Yuda di depan ruang perawatan dan menunggu sampai nanti Yumi melahirkan.

" Ayah mana ?" tanya bunda.

" Mencari kantin " kata ayah.

" Ayah tadi belum sempat ngopi." jawab Yuda kepada bundanya.

" Kamar apa bun ?"tanya Yuda tas-tas ini tak bawa ke sana.

" Ruang VIP kamar  anggrek satu. " jawab bunda.

Kemudian Yuda mengangkat semua tas yang ada di situ menuju ruang VIP kamar anggrek satu.

Bersambung..!