Sepanjang pelajaran berlangsung aku selalu kepikiran itu.
Kriing kriing (bel istirahat)
"ya! Ayo ke cafetoriko" ajak Saemi. "gajja [ayo pergi]" ucap Ryujin membereskan bukunya. "Oiri, ayo ikut" ajak Shu ah. Aku mengangguk. "ya! Air air apa yang setia? Bisa jawab nggak haha" tanya Ryujin. "mwoya? Pasti menjebak lagi nih tebak tebakannya" ujar Shu ah. "jawabnya..airlove you hahaha" ucap Ryujin memberi jawaban. "sudah kuduga" ujar Saemi.
brukk (aku menabrak orang)
ternyata itu dosen Lee. Aku menunduk dan mengatakan "Joesonghamnida". "ah, Oiri..nggak apa apa kok" ucap dosen Lee. Aku membantu nya mengambil barang yang jatuh. Dan aku menemukan foto..orang ber 3. Bukannya ini...Lee Yeoni? Dan EHH?? Ayden Lee? Lalu satunya aku tidak tahu. Berarti...Ayden itu... . "Oiri, bawa sini saya buru buru" ucap dosen Lee merebut pelan foto itu dariku. aku diam saja. Disaat dosen Lee mau pergi aku tahan sebentar. "sebentar" tahanku. dosen Lee menoleh. "ada apa?" tanya nya. "saya harus bicara dengan dosen Lee. Ini penting. Ada yang sangat ingin saya tanyakan" ucapku. "teman teman, kalian ke cafetoriko dulu. Nanti kalau sempat aku menyusul" ujarku. "oh..ya sudah ya. Nanti menyusul" ucap Shu ah. "apa yang mau kamu tanyakan?" tanya nya. "Yeoni dan Ayden itu..anak pak Lee?" tanyaku. "aigo..kau kenal dengan Ayden dan Yeoni?" tanyanya. "nee. Yeoni adalah teman SMA ku. Lalu Ayden.. Sebelumnya maaf, saya tidak bermaksud mengingatkan kenangan kepada pak Lee soal orang yang sudah tidak ada lagi" ucapku. Pak Lee tampak mendengarkan ku tanpa menjawab. "Ayden..dulu selalu datang di mimpiku. Aneh nya aku bisa bicara dengan nya. Awalnya aku tidak percaya kalau dia sudah tidak ada. Namun, setelah aku bertanya kepada senior di agensi nya, aku percaya. Bahwa Ayden sudah tidak ada lagi. Aku seperti diikuti terus dan dimainkan waktu" sambungku. "sebentar, dimainkan waktu?" tanya pak Lee. Aku mengangguk. "nee. Aku terbangun setelah 1 hari nya. Jangka nya 1 hari. Aku tidak ingat apapun yang kulakukan sebelum hari itu. Hingga saat aku muak, aku membentak nya. Ha..setelah itu Ayden tidak lagi muncul di mimpiku" jelasku. "maafkan aku. Memang..jujur..Ayden itu suka sekali dengan orang yang memakai rambut palsu. Tetapi saya tidak mengizinkan nya mendekati orang yang seperti itu. Hingga suatu hari dia depresi. Tidak mau makan, mengurung diri di kamar. Sampai akhirnya dia masuk lagi di agensi untuk debut. Semua latihan dengan keras. Karena tidak makan dan minum, saat latihan dia pingsan. Pingsan yang tidak tertolong lagi" cerita pak Lee. "Yeoni, adik nya, merasa kehilangan satu satu nya kakak yang dia sayangi. Karena dengan kakak satunya dia tidak akur sama sekali. Walau begitu Yeoni tetap sekolah dengan perasaan gembira namun memendam luka. Sampai akhirnya dia tak tahan lagi dan memutuskan keluar dari sekolah dan pindah ke luar negeri. Sekarang dia di universitas hanyeok. Dan Lee Juwon, sudah menjadi idol" ucapnya. Pantas saja semenjak itu Yeoni tidak kelihatan di sekolah. Ternyata pindah. Kenapa Yeoni tidak cerita padaku ya?. "kakak Yeoni itu..Lee Juwon? Lalu apa saya boleh bertemu Yeoni? Sudah lama sejak itu, Yeoni menghilang. Aku khawatir" ucapku. "tentu saja. Nanti habis istirahat, ikut pulang saya saja. Yeoni hari ini cuma setengah hari kuliah juga" ucapnya. "nee, terima kasih" ucapku. Lalu menyusul temanku ke cafetoriko. Dan ikut duduk. "udah ngomongnya?" tanya Shu ah. "sudah" jawabku. "ngomongin apa nih haha" ucap Ryujin. "ya! Itu privasi nya Oiri, ngapain kamu nanya" ucap Saemi. Dia hanya tertawa. "EH! Masuk berita viral!!" teriak Shu ah heboh saat melihat ponselnya. "apa? Apa? Apa yang viral?" tanya Saemi. "username rukaikai menfollow akun jujuwonlee lohh" jawab Shu ah. "waitt, jadi idol centil itu namanya Juwon Lee? Terus rukai itu siapa?" tanya Ryujin. "ya! Kau suka idol tapi gak tahu Kairu? Itu loh orang jepang yang jadi idol dan masuk member Xz19. Tapi sekarang udah keluar" jawab Shu ah. "terus terus? Di follow back gak?" tanya Saemi. "um...IYA NIH" jawab Shu ah. "ya! Terus di kolom berita nya, ada tulisan. Apa kemungkinan bakalan dating ya?" tanya Shu ah. "mungkin aja sih, tapi nggak tahu juga" jawab Saemi. Mereka menoleh ke arahku. "kau nggak apa apa mendengar ini?" tanya Saemi. Aku menggeleng pelan. "gwenchana" jawabku.