Sekarang Dika berada di dalam kamar. Kedua matanya belum juga mengantuk, padahal hari ini tadi tenaganya hampir terkuras karena sibuk. Ia masih memikirkan Leony yang sekarang tak tahu di mana keberadaannya. Mencoba untuk menghubungi wanita itu pun rasanya nihil. Leony tak mau mengangkat panggilannya sama sekali.
"Kamu di mana sih, Ony? Aku khawatir banget sama kamu. Aku hubungin pun kamu gak pernah angkat sama sekali."
Leony tentu saja merasa sakit hati dan kecewa pada ibunya. Wanita itu mungkin ingin menenangkan diri sejenak bersama dengan Mira. Mereka berdua sulit sekali untuk dihubungi.
"Maafin ibuku, Ony. Beliau udah salah banget dan memperlakukanmu gak adil kayak tadi. Ibuku malah membuatmu malu di hadapan banyak orang." Dika mengembuskan napas berat.
Sulit sekali untuk memejamkan mata, padahal malam semakin larut saja. Dika masih susah untuk tidur, karena pikirannya selalu tertuju pada Leony. Wanita itu telah mengisi penuh hati dan isi kepalanya.