Arif meminta pada Rani untuk memanggilkan Dika kemari. Namun, wanita itu tak berani untuk bertemu dengan sang anak di kamar.
"Tapi, Mas ... aku takut. Dika masih marah sama aku," ucap Rani.
"Gak apa-apa. Ayo, panggilkan dia kemari. Mas mau bicara sama dia."
Akhirnya, Rani menurut saja dengan ucapan Arif. Ia melangkah masuk ke dalam kamar sang anak. Ia mencoba memanggil Dika agar berkumpul di ruang tamu.
Perasaan Rani seketika gugup bukan main saat berada di depan pintu kamar Dika. Ia takut sekali kalau pria itu masih marah kepadanya.
"Semoga aja si Dika gak marah sama aku."
Tok! Tok!
Rani mengetuk-ngetuk pintu kamar Dika. Ia berharap sang anak mau bertemu dengannya.
"Dika, buka pintunya, Nak. Ada ayahmu di luar, katanya pengen bicara sama kamu," ucap Rani sedikit nyaring agar sang anak bisa mendengar suaranya.