"Dika!" Leony berusaha memanggil-manggil nama kekasihnya.
Pria itu terlihat berhenti melangkah. Ia pun menengok ke belakang dan bertatapan dengan Leony.
"Aku pusing ngeliat mereka berantem mulu di dalam, Ony."
"Aku juga sama kok, tapi kita gak bisa ngebiarin mereka gitu aja, Dik."
"Harus ngelakuin cara apa lagi?" tanya Dika.
Tak lama kemudian, datanglah Mira menyusul mereka. Tatapan mata Dika begitu sendu. Ia pusing sendiri melihat perdebatan dua wanita paruh baya itu.
"Maafin Mami, Dik. Mami gak tahu lagi, kenapa jadi kepancing terus sama ibumu," ujar Mira.
"Mami harus tahan emosi ya. Jangan debat lagi sama Bu Rani." Leony menyuruh Mira untuk bersikap lebih kalem daripada tadi.
Mira tak bisa diam begitu saja saat dipancing seperti itu oleh Rani. Wanita itu selalu saja membuatnya merasa kesal sendiri. Ia melihat ke arah Dika yang terus saja diam.
"Dika, maafin Mami ya. Mami gak ada maksud ngebuat suasana jadi kayak tadi."
