Dika melihat Mira dengan tatapan penuh amarah. Wanita itu tertawa lebar saat mengancamnya seperti ini. Ia tak berkutik sama sekali.
"Awas aja kalau kamu ngadu sama ibuku."
"Makanya, Dik. Kamu jangan macam-macam sama aku." Mira melipat kedua tangan di dada.
Dika mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali ia memberi pelajaran pada Mira, tapi sayang, yang berada di depannya sekarang adalah seorang wanita. Andai Mira adalah seorang pria, maka ia tak akan segan untuk memberikan bogem mentah.
Apa pun yang diinginkan oleh Mira harus terkabul. Kalau tidak, maka wanita itu akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Mira sungguh nekat melakukan ini itu dengan caranya sendiri.
"Kamu berani nolak cinta aku, kamu harus tahu akibatnya nanti," ucap Mira.
"Emangnya kenapa sih? Aku gak ada rasa sama kamu, kenapa harus dipaksa begini?"