"Ibu belum tidur juga?"
Dika ke kamar Rani dan melihat sang Ibu masih belum tertidur. Wanita itu tersenyum manis ke arahnya. Dika lalu duduk di tepian ranjang.
"Bentar lagi Ibu bakalan tidur kok," ucap Rani.
"Jangan begadang ya, Bu. Jangan sampai Ibu kecapekan juga."
"Iya, Nak. Kamu juga. Kamu istirahat ya, kan kamu capek nyupir seharian."
Mendengar ucapan Rani, Dika tampak garuk-garuk kepala. Ia sudah berbohong kepada ibunya sendiri masalah ini. Dika mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai sopir pribadi.
"I–iya, Bu."
Rani tersenyum manis dan tulus padanya. Dika jadi tak tega kalau membohongi ibunya lebih lama lagi. Namun, ia pun juga tak bisa berkata terus terang sekarang. Ia yakin, kalau berkata jujur pasti Rani akan sangat marah dan juga kecewa padanya. Maka dari itu, Dika akan terus menutup rahasia ini dengan rapat.
"Ya udah, kamu tidur gih sana," suruh Rani pada Dika.
"Iya, Bu."