Mendapati target operasi dadakannya semakin mendekat ke pintu keluar. Tristan mempercepat langkahnya, setengah berlari menyusul Nafis. Cepat juga jalannya mahasiswa itu, Tristan agak sulit karena harus melewati banyak pengunjung yang datang ke kafenya malam itu.
Satu meter tersisa ...
GREP!
TAK TAK!
Tristan berhasil memegang, setengah menarik lengan atas Nafis hingga benda benda dalam eco bag transparan itu bertabrakan dan berbunyi. Didengar dari bunyinya, itu seperti kayu yang dipukul besi pelan. Tristan semakin menalar jauh sembari nafasnya terengah.
"Oh? Ada apa Pak Tristan?" tanya Nafis setelah mereka hanya diam ditengah keramaian.
Tristan mengamati pria dua puluh tahunan didepannya lamat lamat, "Kamu habis dari mana? Juga mau kemana?" tanya Tristan standar. Terdengar terlalu to the point dan sok akrab.