Isyana menurunkan bahunya begitu melihat kerumunan jurnalis menutupi sepanjang jalur masuk ke lobby Markas Kepolisian. Isyana, Tristan, Yudha, dan Arin bahkan sudah berusaha sampai di markas pagi sekali, sekitar jam tujuh untuk menghindari kerumunan, tapi mereka itu sangat cepat bergeraknya.
"Lo hadapi deh Tan, asli Gue males ngomong pagi-pagi. Bukannya Kita udah bilang tunggu konferensi pers? Kok malah berkerumun gitu?" celotehnya panjang lebar.
Tristan mengangguk, menyampirkan tas kerjanya, "Iya, Gue yang ngomong nanti. Kalian muter aja lewat belakang. Gak masalah rame terus Syan, artinya kasus ini 'digoreng' dengan baik, siapa tau The Retro ketar ketir, kan dia pengecut," sarkasnya kemudian turun dari mobil lebih dahulu.
Langsung saja para jurnalis itu mendekat, 'menyerbu' Tristan si orang nomor satu dalam penyidikan. Mereka bertiga di mobil hanya geleng-geleng kepala. "Ayo keluar," ajak Isyana kemudian.