Arin dan Rehuel berjalan tergesa dari basement parkir, menyusul seseorang yang mendadak datang pagi ini tanpa membuat janji sebelumnya. Entah apa keperluan Tristan sampai datang langsung ke laboratorium, mereka bahkan belum sempat bertemu semenjak Tristan sadar dari koma. Lima menit berjalan cepat, akhirnya mereka sampai di ruang rapat. Tristan berdiri, menyalami mereka.
"Maaf mengganggu dan tidak mengabari, Arin, Dokter Rehuel," ujarnya.
Rehuel dan Arin hanya tersenyum tipis, mempersilakan Tristan duduk kembali, "Ada apa Tristan? Oh ya sebelumnya, Kami turut senang akhirnya Kamu sembuh juga," ujar Rehuel.
"Terimakasih, Dokter. Tapi sayangnya Saya datang kesini untuk keperluan yang sama seperti tiga tahun lalu," ujar Tristan setengah tersenyum miring. Rehuel dan Arin silih lirik, "Maksudnya bagaimana Tristan? Ada perlu apa sebenarnya?"