Pov Abraham
Aku mulai berjalan menatap dia yang kini melewati diriku. Rasanya jantungku berdetak begitu sangat kencang sekali. Kata semoga selalu saja aku harapkan.
Perasaanku semakin hari semakin dalam untuk dia. Bahkan aku tidak tahu kenapa aku mencintai dia walaupun belum mengenal seutuhnya.
Aroma dirinya pun sudah bisa terhirup begitu pekat sekali. Bahkan aku tidak bisa untuk menghilangkan perasaan canduku terhadap dirinya.
"Abraham!"
Dia memanggilku lalu aku langsung menoleh ke arahnya. Dia tidak tahu siapa aku sebenarnya karena aku tidak ingin dia tahu aku. Aku meminta Ayahku untuk tidak pernah menceritakan tentang diriku kepada Iliana. Karena aku tidak ingin dia mengetahui siapa aku.
" Oh ya bagaimana tadi? Apakah kamu tadi juga dikerjai oleh Devina dan Renaldi? "