Warna kemerahan pada awan dan langit di Kota Amsterdam. Kejadian itu tertangkap kamera seorang warga yang tidak sengaja melihatnya. Hujan diiringi sebuah petir yang saling bersahutan. Peristiwa itu terjadi dikarenakan adanya sebuah partikel-partikel pembiasan cahaya.
Emilio melihat dari jendela langit ruang kerjanya. Dia terjebak hujan di kantornya." Kenapa harus sekarang?"
TOK! TOK! TOK!
Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruang kerjanya.
"Masuk!" perintah Emilio dari dalam ruang kerjanya.
Cklek! Pintu ruang kerja Emilio terbuka lalu terdengar suara langkah kaki. TUK! TUK! TUK! Suara langkah kaki bergemeletuk memasuki ruang kerja Emilio.
" Permisi,Pak Presidir. Ini ada jadwal meeting untuk besok beserta materinya. Saya mau izin untuk pulang duluan. " Fani berpamitan untuk pulang.
"Hmmm." kemudian Fani menaruh beberapa file di atas meja Emilio. Lalu dia berbalik melangkah pergi dari ruang kerja Emilio.
Jo sudah menunggu didepan ruang kerja Emilio. Mereka berdua akan pulang bersama. Mereka tidak peduli walaupun di luar sedang hujan badai. Karena mereka sudah lelah untuk menghadapi atasannya yang sedikit kaku. Mereka memang sengaja untuk melarikan diri agar tidak ditambah pekerjaan lagi oleh atasannya.
Kedua langkah kaki Fani berhenti di depan pintu keluar ruang kerja milik atasannya. Lalu dia meraih gagang pintu. CKLEK! Pintu mulai terbuka lebar. Lalu dia melangkahkan kedua kakinya. Dia melihat di balik pintu itu ada Jo.
Jo tersenyum menatap Fani. Lalu dia menggandeng tangan Fani. Dia mulai mengatur pernafasannya. Dia merasakan kelelahan karena seharian ini mendapatkan omelan dari bosnya. Belum lagi ada beberapa masalah untuk perjanjian kerjasama dengan pihak lain. Masalah hari ini sudah cukup berat bagi Jo.
"Kamu tadi dari mana aja?" dua mata Fani pun condong ke arah Jo. Dia melihat kalau lelaki di hadapannya sedang tidak baik-baik saja. "Jo, kamu ada masalah?"
Jo hanya menggelengkan kepalanya karena dia tidak ingin membebani pikiran Fani. Dia tahu kalau Fani sedang banyak sekali pekerjaan yang dituntut atasannya untuk segera diselesaikan. Bahkan dia sendiri melihat kalau Fani benar-benar kelelahan dengan beberapa pekerjaan di kantor. Sehingga atasannya mencarikan kembali asisten sekretaris untuk Fani.
"Bagaimana tadi? Apakah sudah menemukan yang cocok untuk menjadi partner kamu nanti?"
"Tadi pihak HRD sudah memberi kabar Kalau besok bakalan ada interview penerimaan asisten sekertaris." jawab Fani.
"Baguslah kalau begitu. Sudah sewajarnya Emilio memiliki dua sekretaris karena pekerjaan yang kamu pegang terlalu banyak. Belum lagi untuk mengurusi beberapa jadwal meeting terhadap klien. Dan beberapa proposal kerjasama yang harus diselesaikan dengan cepat," ujar Jo.
"Ya, setidaknya begitu. Karena pekerjaanku juga sudah overload. Bagaimana bisa aku menjalani pekerjaan yang harus dikejar deadline hari itu juga?" Fani mulai mengeluh tentang pekerjaan yang dia tangani. Apalagi pekerjaan itu benar-benar dikejar deadline.
Jo dan Fani akhirnya mengurungkan niatnya untuk pulang karena badai terlalu ekstrem. Bahkan terlihat ada awan merah di langit. Cahaya petir sering menyambar satu dengan yang lain sehingga menumbangkan beberapa pohon-pohon di luar. Hujan terlihat sangat lebat sekali sehingga mereka berdua terpaksa untuk tetap berada di kantor.
"Gila! Di sana benar-benar sedang terjadi hujan yang begitu lebat akan terlihat ada petir menyala. Awan merah terlihat begitu membara. Ini benar-benar diluar dugaan kita semua. Dan aku tidak menyangka kalau di sini banyak sekali karyawan yang mengurungkan niatnya untuk pulang. "Kata Jo.
"Sebaiknya kita di sini dulu karena terlalu berbahaya jika kita memaksakan pulang. Lebih baik di sini saja dulu. " balas Fani.
*
Aza memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor tersebut karena cuaca cukup ekstrim semenjak tadi siang. Dia sudah menitipkan putrinya ke Pangeran Leon dan permaisuri Agni.
Kemudian aja mencoba untuk melakukan konsentrasi menggunakan kekuatannya. Dia mulai mencoba untuk berubah menjadi sosok Serigala bersayap putih. Kemudian dia mulai memejamkan kedua matanya. Mendadak tubuhnya berubah berbulu putih serta kukunya mulai memanjang membentuk sebuah cakar. Kemudian bibirnya berubah menjadi moncong serigala. Sayap di punggungnya mulai terlihat berwarna putih keemasan. Kemudian dia pun mulai mengaung. Seketika dia mencoba kembali menjadi seorang manusia yang normal. Dia berhasil untuk melakukan semua itu namun Pangeran Leon dan permaisuri Agni sudah memperingatkan kalau dia tidak akan pernah bisa berubah jika sudah bertemu dengan cinta sejatinya. Lelaki itu memiliki ciri-ciri di punggungnya ada sebuah tanda petir. Dan sebenarnya dia sudah menemukan lelaki itu sehingga terjadilah sesuatu di malam kemarin. Sebuah dosa yang membuat dirinya mengandung bayi perempuan yang memiliki sebuah keistimewaan namun sekarang sudah bertumbuh menjadi gadis kecil yang usianya dua tahun.
Sebenarnya Aza ingin sekali menjadi sosok manusia yang sangat normal sekali. Dia tidak ingin Terbelenggu oleh nafsunya untuk meminum darah segar. Bahkan dia harus ketergantungan dengan plasma darah yang setiap kali dia berubah harus disuntikkan agar dia bisa menjadi seorang manusia seutuhnya.
Aza merasa ingin sekali meminum darah segar. Kemudian dia langsung menuju sebuah lemari pendingin yang menyimpan beberapa kantong darah di sana. Dia benar-benar tidak bisa untuk tidak mengkonsumsi satu kantong darah perharinya.
Kebetulan Pangeran Leon untuk saat ini menyamar sebagai dokter di sebuah rumahsakit. Namun dia benar-benar ingin menyembuhkan Beberapa pasien di rumah sakit itu dengan kemampuannya. Sebenarnya Pangeran Leon adalah seorang manusia di masa lalunya. Dia merupakan seorang dokter yang terkenal namun sebuah virus benar-benar menggerogoti tubuhnya.
Permaisuri Agni menolong Pangeran Leon dengan cara mencakar lengan tangan Pangeran Leon. Sehingga ada sesuatu yang merasuk dalam aliran darah Pangeran Leon sehingga dia menjadi sosok Serigala putih bersayap. Namun terkadang dia ingin sekali menjadi sosok manusia yang seutuhnya dengan menolong banyak orang. Walaupun dia tidak memiliki ujung usia sama sekali. Bahkan wajahnya tidak akan pernah berubah menjadi tua. Dia mendapatkan sebuah keabadian setelah kejadian itu.
*
Di luar terjadi beberapa orang meninggal dunia karena ada sosok yang berusaha untuk membunuh satu persatu orang yang keluar dari rumah. Bahkan terlihat ada bekas cakaran di tangannya. Seorang korban ditemukan meninggal di sebuah Pelabuhan dengan luka bekas cakaran dan tubuhnya benar-benar kering. Bahkan tidak ada aliran darah pun yang menetes saat itu. Beberapa pihak kepolisian berusaha untuk mencari tahu siapa dalang dibalik peristiwa tersebut
Sudah ada 100 korban yang ditemukan dalam kondisi yang sama bahkan mukanya terlihat sangat pucat. Kedua matanya terlihat begitu cekung. Setelah para ilmuwan itu menelitinya korban tersebut benar-benar kehabisan darah. Sehingga menyebabkan tubuhnya benar-benar kering.
Rumor itu terus beredar di Kota Amsterdam. Bahkan tidak ada satu orang untuk saat ini berusaha untuk keluar kecuali di waktu siang hari.
Emilio benar-benar tidak percaya dengan kejadian itu yang tersebar di seluruh media online maupun media cetak. Dia merasa berita itu terlalu mengada-ngada. Kemudian dia tetap bekerja di siang hari namun dia tidak akan pernah pulang sebelum pekerjaannya selesai di kantor.
" Berita ini terlalu omong kosong! "