Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 50 - " After The Storm " (2)

Chapter 50 - " After The Storm " (2)

***

5 tahun kemudian ~

Hari-hari berlalu, musim seling berganti, tahun pun ikut berganti. Setelah kepergian Brian, Aku memutuskan untuk kembali melajutkan hidupnya seperti biasa. Setelah keluar dari rumah sakit, aku menghabiskan sisa cutiku dengan menghabiskan hari hanya untuk diriku sendiri.

Berjalan-jalan sendirian ditengah banyak orang. Terkadang aku mendapatkan sebuah kejadian yang membuatku tersenyum dan membuat aku ingin memfotonya. Sungguh aku baru menyadari ternyata aku terlalu sibuk dimasa mudaku. Tapi setidaknya untuk beberapa hari aku bisa menikmatinya.

Ini sudah masuk bulan Desember, curah hujan menjadi sering terjadi. Adakala saat perjalanan pulang dimalam hari, hujan turun dengan deras. Aku berjalan ditengah hujan terkadang aku merasa seperti ada sesuatu yang menghilang, tapi terkadang aku merasa terbiasa dengan perasaan itu.

Tiga tahun kemudian ~

Saat matahari muali terasa panas, itu menandakan musim panas sudah tiba. Dihari yang panas terkadang membuat tubuh terasa lebih cepat lelah. Malam hari dimusim panas pun menjadi terasa pengap, sambil menikmati ice krim aku berjalan menyusuri jalan menuju rumah, mendengarkan radio berbahasa korea karena aku sedang mempelajarinya. Di tahun aku menutuskan untuk mengambil kelas bahasa korea.

Hari-hari sibukku mulai kembali tiba. Aku bekerja disebuah tempat les Make up menjadi seorang assistant tutor disana. Kini aku mulai berjalan sedikit lebih dekat dengan impianku.

Sepulang bekerja menjadi assistant tutor, aku pergi kekampus. Aku sudah memasuki semester 4 dijurusan Fashion designer. Awalnya aku sempat meragukan diriku untuk mesuki jurusan tersebut, tapi seseorang bilang padaku apapun yang kau pilih mungkin disana akan ada peluang untuk menggapai impianmu. Orang yang mengatakan itu adalah Ibuku. Ia benar-benar mendukung semua jalan yang aku pilih.

Satu tahun kemudian ~

Januari 2019

Tapi semua tidak semulus dan semudah yang aku bayangkan. Bekerja sambil kuliah adalah hal yang paling berat. Ada saat-saat dimana aku ingin menyerah saat semua orang menyalahkan dan memojokkaku. Tapi ada saat-saat dimana aku terlalu menyukai apa yang aku pilih.

Satu minggu full hidupku aku gunakan untuk belajar dan bekerja. Mungkin dalam satu bulan hanya 1 sampai 2 kali saja aku memiliki waktu libur. Pernah aku tidak memiliki waktu istirahat selama hampiri 3 bulan penuh. Disaat itulah rasa ingin menyarah pun timbul menjadi besar, dan rasa jenuh mulai memakan diriku secara perlahan.

Hari itu, hari dimana aku benar-benar sibuk seperti orang yang gila pekerjaan. Entah kenapa hari itu tubuh dan otakku rasanya seperti sebuah ujung magnet yang tidak bisa disatukan.

Aku pergi menuju kampus naik motor yang baru saja aku beli beberapa bulan yang lalu untuk ibuku. Hari terlihat mendung dan hujan turun, tanpa pikir panjang aku menaiki motor dengan kecepatan tinggi, padahal penglihatanku sangat buram saat itu. Pikiranku hanya tertuju " Aku tidak boleh telat hari ini ".

Dari penglihatanku aku hanya melihat aspal dan air yang menetes, jarak semakin dekat aku baru tersadar sebuah lubang besar ada didepanku, dengan sepontan aku menekan kedua rem tangan sekuat mungkin, tapi karena jalan yang begitu licin oleh air membuat kedua ban motor tidak memiliki kesemimbangan hingga akhirnya aku terseret sejauh hampir 10 meter, aku tidak merasakan apapun saat itu hanya saja tubuhku sama sekali tidak bisa digerakan. Mataku mulai tidak melihat apapun, bayang beberapa orang menghampiriku, hingga semua menjadi gelap gulita.

Aku memang tidak terluka parah, tapi setelah kecelakaan itu aku mulai merasa mental ku menjadi melemah. Setelah kecelakaan itu aku hanya merasa masalah terus berdatangan seperti hujan diakhir tahun. Entah itu aku disudutkan oleh teman satu kerja yang tidak menyukai diriku, atau mendapatkan kritikan dari pelanggan di salon yang membuat aku kembali dimarahi habis-habisan oleh atasan.

Ada masalah dimana Ibu di tipu oleh teman arisannya dan kehilangan uang yang ia tabung selama 3 tahun terkahir ini. Semua masalah kecil hingga masalah besar menghantam diriku, hingga aku tidak tahu bagaiman cara menghadapinya.

Saat itu aku hanya merasa semua menjadi semu, tidak menyenangkan seperti biasanya. Aku merasa seperti terjebak disebuah jalan yang tetutup kabut tebal. Tidak gelap tapi tidak terlihat apapun, sunyi dan hampa. Aku menjadi sering mimpi buruk, entah aku tenggelam dalam lautan ataupun dikejar oleh sosok yang menyeramkan.

Aku sudah makan banyak, tapi kenapa aku selalu merasa lapar. Saat aku menceritakan keseharianku pada Mina seperti biasanya, aku tidak bisa terima semua kata-kata dari Mina dan malah membuatku lebih sensitif.

Hari dimana aku masuk bekerja. Aku berjalan dengan sangat ringan karena semalam aku sama seklai tidak bermimpi dan itu untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Aku merasa semua akan baik-baik saja. Dan aku mulai menjadi diriku sendiri.

Tapi ada hari dimana aku selalu merasa resah disetiap hembusan nafas yang aku keluarkan. Perasaan tak nyaman, jantungku tampak berdebar setelah aku terbangun dari tidur. Aku mencoba mengatur pernafasanku, meminum obat dan berfikir mungkin saja aku hanya masuk angin. Tapi tetap saja rasa tak nyaman itu tidak hilang.

Bahkan aku menjadi sering sakit kepala dibelakang hingga rasanya seperti ingin mati. Aku mencoba untuk memeriksakannya ke dokter, tapi dokter bilang itu hanya sakit kepala biasa karena terlalu banyak pikiran dan aku mencoba mempercayainya.

Ada hari dimana aku memikirkan bagaimana penampilanku saat aku mati nanti. Aku aku mati karena sakit ? atau aku mati karena kecelakaan ? Dan aku tersenyum sambil memikirkannya. Awalnya aku nggak sadar bahwa aku sedang dalam keadaan depresi. hingga Aku melihat salah satu video yang muncul di beranda media sosialku dengan judul " Ciri-ciri orang yang sedang depresi ".

Aku pun membacanya. Aku masih binggung dan tidak paham saat itu. Aku hanya merasa ingin menghindari dari semuanya saja, aku hanya berharap semuanya menghilang.

Hingga akhirnya aku memberanikan diri menceritakan semuanya yang aku rasakan pada Mina yang seketika langsung menangis dan memelukku dengan erat. Malam itu dia terus menangis hampir satu jam lebih dan terus meminta maaf padaku. Aku hanya terdiam dan berkata.

Sejak saat itu Mina mengajakku sesalah satu dokter psikolog dan aku mulai mendapatkan pengobatan dari sana. Aku menyuruh Mina untuk merasahasiakan ini pada Ibu dan adikku, karena aku tidak ingin membuat mereka berfikir bahwa aku ini gila.

Hampir 1 tahun aku menjalani konsultasi dengan Dokter Nisa. Aku akhirnya aku kembali pada diriku yang dulu. Walau belum 100% tapi setidaknya rasa aku tidak berarti dan ingin menghilang sudah tidak ada lagi.

Aku kembali menyibukan diri dengan pekerjaan baruku disebuah salon yang baru saja dibuka dan beruntungnya orang-orang disana termasuk pemilik salon tersebut sangat ramah dan baik.

Pergantian tahunpun dimulai, Aku menikmati waktuku bersama Mina dicafe yang baru saja ia buka. Duduk disana sembari melihat Rendi anaknya Mina yang sedang bermain kembang api bersama dengan adiknya Ririn. Disana juga ada ada suaminya Mina yang ikut bermain bersama.

" Arin ..!" saut Mina.

" eug ?".

" Gue yakin ditahun ini Lu mendapatkan kebahagian yang sepadan .. setahun ini kan lu udah berjuang .. gue yakin Tuhan bakal kasih lu kebahagian buat menebus semua kesulitan lu selama ini .." ucapnya terdengar seperti seorang Ibu yang ingin anaknya bahagia.

" emm .. aku harap Tuhan mengizinkannya .." ucap Arin sambil tersenyum.

Benar , aku berhak mendapatkan kebahagian. Aku akan membuat kebahagiaanku sendiri. Ini lembaran baru untukku.

Aku harus bahagia ...

***