Aurin dan Adrian duduk tidak tenang di atas kasur mereka. Setelah putrinya pulang kerumah, Aurin bisa merasakan ada aura kemarahan yang terlihat jelas. Pasti mereka memang terlibat dalam pertengkaran besar. Batin Aurin khawatir.
"Apa baik-baik saja meninggalkan Agni sendiri bersama Hara?" Adrian turun dari kasur dan malah berjalan mondar-mandir dengan tangan menopang dagu. "Harusnya kita tetap mengawasi. Bagaimana kalau pertengkaran mereka semakin parah, aku takut Agni kenapa-napa."
Perkataan sang suami membuat hati Aurin menghangat. Dia dan Adrian memang sudah memikirkan untuk berubah demi Agni, putri mereka yang selama ini dipandang sebelah mata. Tapi inilah pertama kali Aurin melihat Adrian yang begitu resah, takut dengan keadaan anaknya dibawah. Bahkan pada Alex sekalipun Adrian belum pernah terlihat sekhawatir ini.