Awalnya Alka bingung kenapa juga dia menyetujui ajakan kencan dari seniornya yabg terkenal suka memainkan hati para permpuan. Anggap saja Alka benar-benar sudah hilang akal karena galau dan kalut akan masalahnya.
"Jadi kenapa elo ada di mall sendirian?" setelah setuju untuk makan sore-menuju malam bersana di salah satu merk makanan cepat saji, Alka kini duduk berhadapan dengan Seth yang sibuk mengatur letak pesanan burger miliknya juga milik Alka.
"Gak papa, emang ada larangannya?" Alka justru balik bertanya enggan menjawab to the point, karena kesedihannya bukanlah berita yang harus dia bagikan pada orang lain.
"Ya gak ada, just curious?—maybe,"
"Jadi kenapa lo setuju makan sama gue sekarang?" Seth kembali bertanya pada Alka, dengan harapan gadis itu bisa berbicara lebih panjang, ketimbang jawaban-jawaban singkat dan ketus.
