Sekarang Abercio menikmati mandi air hangat di kamar mandi. Sementara itu, Akira masih tampak malas untuk bangun, bahkan wanita cantik ini hanya beberapa kali menggeliat di atas ranjang empuk dan nyaman.
Akira tidak menyadari, bahwa saat ini dia tidak tidur di tempat tidurnya sendiri. Tapi tidur di kediaman Arion, di ranjang playboy laki-laki yang paling ditakuti dan terkenal di kalangan wanita kota A karena suka berganti pasangan. Meskipun tidak ada wanita yang pernah dikencani Abercio berhasil naik ke tempat tidurnya. Kebanyakan wanita hanya berkencan dengannya untuk tujuan bisnis, bukan untuk menempati tempat khusus di hati Abercio.
kedua bola mata berwarna coklat dengan bulu mata lentik itu mulai terbuka lebar. gadis itu baru menyadari bahwa dia sekarang berada di kamar orang lain, setelah dia bangun dan melihat sekeliling kamar Abercio yang sangat berbeda dari segi desain, furnitur ruangan, dan pemilihan warna ruangan yang sangat kontras dengan kamar Akira di kediaman Kyle.
"Dimana saya?" kata Akira dengan bingung. Wanita cantik ini langsung membuka selimutnya dan ternyata bajunya sudah berganti menjadi baju tidur yang super seksi.
"what?!" kata Akira melihat model pakaiannya. Hal ini membuat Akira segera bangkit dan turun dari tempat tidur untuk mencari pakaiannya. Melihat baju tidur transparan seperti itu, Akira teringat pada Jennifer yang merupakan selingkuhan ayahnya. Dia muak dengan dirinya sendiri, apa yang sebenarnya terjadi tadi malam? Mengapa dia bisa tidur di tempat orang lain yang dia tidak tahu.
Akira telah mencari di seluruh ruangan untuk pakaiannya, tetapi wanita cantik ini tidak menemukannya.
"Ke mana pakaianku? Bagaimana aku akan meninggalkan tempat ini, jika aku berpakaian seperti ini?" Kata Akira yang mengomel pada dirinya sendiri karena tidak bisa menemukan pakaiannya.
Tidak lama kemudian, seorang pemuda muncul, baru saja keluar dari kamar mandi. pria tampan dengan tubuh yang seksi dan membuat mata terpana.
"Sudah bangun?" Abercio bertanya dengan rambut yang masih basah dan menatap Akira yang berdiri tidak jauh dari tempat tidurnya.
Abercio tampak begitu tenang seolah pria ini sudah terbiasa melihat tubuh wanita di kamarnya. Namun, hal ini tentunya sangat berbeda dengan Akira yang melihat tubuh pria ini terbungkus handuk untuk pertama kalinya.
Akira segera melompat ke tempat tidur dan mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya dibalut dengan baju tidur transparan yang dia sendiri tidak tahu darimana asalnya. siapa yang telah mendandaninya dengan pakaian menjijikkan seperti itu?
"Kamu ... siapa kamu?" Akira bertanya kepada Abercio yang berjalan ke arahnya, tanpa ragu sedikit pun, atau malu jika Akira melihat tubuhnya.
"Aku? Tentu saja aku pemilik kamar ini."
Abercio sekarang duduk diam di tempat tidur tepat di depan Akira, yang telah tertutup rapat dengan selimut seperti telur gulung. Ia sengaja duduk di dekat Akira untuk membicarakan ganti rugi atas kerusakan mobilnya, dan juga menyewakan kamarnya untuk malam Akira menginap di kediaman Arion. Tentu saja, ini hanya untuk mengerjai Akira, tidak mungkin jika Abercio Arion kekurangan uang, jadi dia harus mengumpulkan uang kembalian dari seorang gadis ingusan ini.
"Kamu, pergi dan jangan dekati aku!" Akira berkata, dia memberi peringatan keras kepada Abercio ketika pria ini akan mendekatinya dan mengambil sesuatu di bawah bantal yang saat ini diduduki Akira.
"Ha..ha.. ini kamarku, kenapa aku yang harus pergi? hei nona, kamu yang harusnya pergi. Tapi sebelum itu, kamu harus membayar semua kerugianku tadi malam." Kata Abercio, dia mencengkeram selimut yang digunakan Akira dengan erat.
"Tadi malam? Apa yang aku lakukan padamu tadi malam?" Tanya Akira yang tidak ingat apa-apa yang terjadi tadi malam, kecuali dirinya yang di serempet oleh mobil dan terpental menjauh ke jalanan.
Apa yang terjadi setelah kecelakaan itu, Akira sama sekali tidak ingat. Sayangnya pagi ini dia bangun dan sudah berada di ruangan ini, tanpa tahu siapa yang membawanya ke tempat itu tadi malam?
"Sudahlah, jangan berpura-pura bodoh atau melupakan ingatanmu. Jangan mengira aku akan membiarkanmu pergi, dengan berpura-pura memasang wajah polos seperti itu," kata Abercio, yang masih bersikeras bahwa Akira tadi malam secara tidak sengaja menabraknya ke mobil Abercio, hanya untuk mendapatkan uang kompensasi.
"Apa yang saya lakukan padanya tadi malam?" Kata Akira dalam hatinya. Akira yang melihat leher Abercio mengalami memar merah memanjang.
"Luka itu? Luka itu tidak mungkin karena kamu menggaruknya kan? Tidak! Apa yang kupikirkan? Kita tidak mungkin melakukan itu? Lagi pula, tubuhku sendiri dipenuhi luka seperti ini. Tapi siapa yang terakhir kali yang mengganti pakaianku?" Akira berkata pada dirinya sendiri bahwa dia sangat bingung untuk menebak apa yang dimaksud Abercio.
"Kenapa aku harus bayar? Bukankah aku yang rugi banyak, kalau kita tidur tadi malam? Aku masih perawan, dan kamu! Siapa tahu berapa banyak wanita yang meniduri mu sampai sekarang." Kata Akira yang berbicara atas sesuka hatinya sendiri.