Abercio yang mendengar ucapan dokter itu ingin sekali melempar satu tinju panas tepat di mulutnya yang seperti petasan penuh dengan kutukan.
"Sial! Seenaknya saja dia bilang aku akan mati." Kata Abercio yang mengumpat dalam hatinya yang sangat kesal.
"Tidak! Kau pasti berbohong kepadaku. dia... dia baik-baik saja. ia tiada akan mati. Kau bohong...." Kata Akira yang saat itu juga memeluk tubuh Abercio dan mengguncangkan dengan keras. sambil berteriak agar Abercio bangun dan membuka kedua matanya.
"Suster, tolong siapkan satu tempat tidur lagi untuk merawat tuan muda." Kata dokter itu kepada perawat yang berdiri di sampingnya.
di luar dugaan, ternyata para bodyguard juga menangis dan menyebut nama sang presdir. sehingga ruangan yang tadinya sunyi, menjadi ramai akan tangisan untuk sang presdir.
