Abercio merangkak dan keluar dari lift. Ia tidak menyangka orang yang trkenal dingin dan kejam sepertinya bisa mengalami hal memalukan seperti itu juga, hanya karena gadis nakal itu.
" sial! Akira kyle. Awas saja kau! Kau akan membayar mahal untuk malam ini."
Abercio duduk bersandar di dinding depan lift. "Hallo, alex. Jemput aku sekarang di apartemen kevin."
"hei, kau sungguh keterlaluan. Tidak tahukah kau ini sudah tengah malam dan waktunya orang tidur? Dasar menyebalkan."
Alex menggerutu di dalam teleponnya. Baru saja alex ingin tidur dam menikmati malam indah dengan teman wanitanya. Tetapi tugas memdadak dari abercio menghancurkan kesenangannya.
"diam! 30 menit."
Abercio menutup teleponnya dan menunggu alex dan datang menjemputnya. Kepalanya yang semakin pusing membuat pandangannya kabur dan sulit untuk berdiri.
"kevin sialan! apa yang dia masukkan kedalam minuman ku malam ini." Gumam abercio. Kedua matanya seakan tidak mampu untuk terbuka dan hanya bisa terpejam untuk saat ini. kepalanya terasa sangat berat. Seolah ada beban yang beratnya ratusan kilogram yang sedang diletakkan diatas kepalanya saat ini.
Tak…tak… tak…
Terdengar suara Langkah kaki mendekatinya dan berhenti di depan abercio. Tetapi orang itu hanya diam saja. "cepat sekali alex datang. Baguslah, aku tidak perlu terlalu lama menunggu di lantai dingin ini." Batin abercio.
"kau sudah datang? Cepat bantu aku bangun. Apa lagiyang kau lihat? kepalaku sakit sekali." Bentak abercio kepada tanpa melihat membuka mata dan melihat terlebih dahulu siapa orang yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.
Wanita itu mengulurkan kedua tangannya dan membantunya untuk bangun.
"wanita?"kata abercio dalam hati. Ia menyadari hal itu Ketika secara tidak sengaja dada wanita itu menyentuh tubuh abercia, saat membantunya bangun dari lantai.
Abercip membuka kedua matanya, dan melihat dengan samar-samar wanita yang sedang memapahnya saat ini. "Rossi?" kepalanya terlalu pusing untuk bisa melihat dengan jelas wanita yang bersamanya saat ini.
"kau baik-baik saja? Biar aku mengantarmu pulang."
Wanita itu benar-benar rossi. Mantan kekasih abercio yang meninggalkannya demi mengejar karir dan mimpinya menjadi desainer pakaian terkenal di luar negeri. Abercio mendorong wanita itu dan membiarkan dirinya terhempas dan jatuh tersungkur kelantai.
"lepaskan aku. Aku bisa pulang sendiri." Kata abercio Ketika rossi hendak membantunya untuk bangun Kembali.
"abercio, jangan keras kepala. Kau tidak mungkin bisa pulang dengan keadaanmu sekarang ini. Biarkan aku mengantarmu." Rossi memaksa untuk memapah abercio Kembali dengan tangannya, namun laki-laki itu menolak dengan tegas. Abercio tidak ingin lagi memiliki hubungan dengan mantan kekasihnya itu.
"Ah… " tubuh rossi terhempas dan jatuh terjengkang, karena di dorong oleh abercio.
"tidak rindukah kau kepadaku? Abercio, aku sangat merindukanmu. Sudah 5 tahun kita berpisah. Aku sengaja meminta kevin untuk mengundangmu ke apartemennya malam ini hanya untuk bertemu denganmu. Abercio, aku sangat mencintaimu. Aku tahu kau juga merasakan hal yang sama. Tidak bisakah kita rajut Kembali cinta kita yang tertunda?" Rossi terus menerus berusaha untuk mendekati abercio Kembali. Namun abercio tetap menolaknya.
"omong kosong! Aku tidak pernah mencintaimu. Cintaku sudah pergi Bersama kepergianmu waktu itu." Batin abercio begitu sakit, jika harus mengenang masa itu. Begitu mudahknya rossi mengatakan cinta untuk di rajut Kembali. Tidak tahukah wanita itu? Betapa hancur dan kecewanya hati aberci saat itu.
"abercio, please! Berikan aku kesempatan satu kali lagi. Aku kan memperbaiki semua kesalanku waktu itu." Air mata rossi menetes begitu saja. Rossi tidak tahu apayang dialami mantan kekasihnya itu selama ini. Sehingga abercio sangat membencinya, bahkan tak mau melihat dirinya lagi.
"Kakak, apakah kau baik-baik saja?" teriak alex dari kejauhan, Ketika melihat abercio yang masih duduk di lantai dengan ditemani seorang wanita.
"Rossi, kau sudah Kembali?" tanya alex yang merasa terkejut melihat mantan kekasih kakak sepupunya itu berada di kota A.
" Ya, aku baru saja datang pagi tadi. Aku…"
Belum juga rossi selesai bicara dengan alex. Abercio sudah menyela pembicaraan mereka berdua. Ia tidak ingin tinggal di tempat itu lebih lama lagi.
"lex, ayo kita pulang. Kepalaku sangat pusing."
Alex melihat ekspresi wajah abercio yang terlihat marah dan tidak nyaman berada di dekat rossi, segera membantu abercio untuk bangun dan membantunya untuk berjalan.
"maaf rossi, aku harus membawanya pulang. Sepertinya abercio sedang mabuk berat. Kita bisa mengobrol lain kali. Sudah malam, sebaiknya kau juga pulang."
"baiklah. Lex, tolong jaga abercio. Besok aku akan berkunjung untuk melihat keadaannya. Kau benar, aku sebaiknya pulang untuk beristirahat."
Rossi mengambil tasnya yang masih tergeletak dilantai. Tas itu jatuh saat ia di dorong abercio. Kemudian meninggalkan alex dan abercio.