Gadis itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan abercio meski hanya sekedar memberikan anggukan kepala saja, kedipan mata, gerakan tangan, atau setidaknya mendungus sedikit lebih keras seperti biasanya, saat Akira merasa kesal.
Abercio meraih tubuh gadis itu dan mengintip wajah Akira dari samping, di bawah ketiak Akira.
"Zzzzzz.... Zzzz....."
"Ck! Sial, aku mengoceh seperti orang gila menghiburnya. Dia malah tidur sampai meneteskan air liur begitu. Puff... Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa ia begitu tidak waspada demi keselamatan dirinya sendiri. Padahal ia tahu ini adalah kamar tidurku. Aku bisa saja melakukan apa saja yang aku inginkan, jika aku mau melakukannya dan tidak ada orang yang akan berani mengganggu." Kata abercio dalam hati. tangan kiri abercio menyusup diantara kedua paha dan lutut Akira, sedang tangan kanannya menopang leher Akira. Ia menggendong gadis itu dan memindahkan Akira ke tempat tidur, supaya gadis itu bisa berbaring dengan lebih nyaman.