Akhirnya Dika mau juga di obati lukanya oleh Ibunya. Ibunya dengan sangat hati-hati mengobati tangan Dika yang luka. Dengan rasa kasih sayang yang sangat besar Ibunya mengobatinya dengan sepenuh hati. Tidak lama kemudian Ayah dari Dika pulang ke rumah. Dia juga terkejut melihat Dika yang sudah babak belur.
"Dika. Astaga. Kamu kenapa? Kamu berantem sama siapa lagi?" tanya Ayahnya Dika. Akhirnya Ibunya lah yang menjawabnya. Karena Dika hanya terdiam saja.
"Dika ga berantem sama siapa-siapa Yah. Dia hanya meluapkan emosinya aja sampai akhirnya tangannya seperti ini."
"Ya ampun. Kamu kesal kenapa si emangnya? Kamu lagi ada masalah? Masalah apa? Cerita ke kita. Jangan kamu pendam sendiri seperti ini dan kamu menyakiti diri kamu sendiri."
Dika tetap terdiam. Dia tidak menjawab satu pertanyaan dari Ayahnya. Justru Dika memilih untuk kembali ke dalam kamarnya. Karena lukanya juga sudah selesai di obati oleh Ibunya.
"Udah selesai kan Bu obati lukanya? Dika mau ke kamar dulu."