Chereads / TENTANG AKU, KAMU DAN DIA / Chapter 4 - Kenyataan

Chapter 4 - Kenyataan

"Bagi nama-nama yang di sebut harap segera naik ke atas panggung," ucap salah satu guru di sekolah Aqilla yang menjadi mc pada hari ini. Beliau terlihat sangat cantik dengan memakai baju kebaya berwarna hijau soft, sangat kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih.

Ini dia yang di tunggu-tunggu oleh Aqilla. Pengumuman peringkat 3 besar hasil ujian nasional yang akan di umumkan oleh kepala sekolah SMPN 09 Jakarta.

Aqilla kali ini tidak mengharapkan Ayahnya atau Ibunya memberikan sesuatu kepadanya. Karena kali ini Aqilla lah yang ingin memberikan hadiah kepada Ayah dan Ibunya dengan prestasi yang dia raih.

"Peringkat ke 3, jatuh kepada Risna Aprillia."

Rasanya Aqilla pada saat itu mau berhenti berharap saja. Bagaimana tidak, seoarang Risna yang selalu mendapatkanperingkat pertama di sekolah saja dia sekarang mendapatkan peringkat ke 3. Apa lagi Aqilla yang hanya mendapatkan peringkat ke 2 tau 3 di sekolahnya.

"Peringkat ke 2, jatuh kepada Muhammad Arsya Prasetya."

Lagi-lagi Aqilla di buat tidak percaya dengan pengumuman yang di bacakan. Bagaimana tidak. Risna yang biasanya mendapatkan peringkat pertama sekarang mendapatkan peringkat ke 3. Sedangkan Arsya yang tidak pernah masuk ke 3 besar di sekolah justru mendapatkan peringkat ke 2 kali ini. Memang benar kata kebanyakan orang, kalau ujian nasional kadang hasilnya bisa tidak sesuai dengan biasanya. Yang tadinya selalu mendapat juara justru tidak mendapat juara, dan yang biasa-biasa saja justru mendapatkan juara saat ujian nasional.

"Dan peringkat pertama jatuh kepada Aqilla Myesha Safira. Selamat kepada nama-nama yang di panggil. Dan harap segera naik ke atas panggung bersama kedua orangtuanya."

Sontak pada saat itu juga Aqilla kaget. Tidak menyangka bahwa dirinya menjadi juara pertama nilai ujian nasional di sekolahnya. Senang dan tangis haru pun terjadi pada diri Aqilla. Dan Aqilla di beri selamat oleh teman-teman yang berada di sekitar tempat Aqilla duduk. Ayah dan Ibuku juga mendapatkan ucapan selamat dari orangtua murid yang lainnya

"Selamat ya Bu, Pak, anaknya mendapatkan juara 1. Hebat sekali anaknya."

"Iya, makasih, Bu." Jawab Ibuku.

Aqilla langsung menjemput kedua orangtuanya untuk naik ke atas panggung. Karena tempat duduk antara murid dan wali murid berbeda.

"Ibu, Ayah..."

"Sayang, selamat ya nak." Pada sat itu juga Ayah dan Ibu Aqilla memberikan ucapan selamat kepada anaknya dan mencium kening Aqilla dengan kasih sayang.

Aqilla naik ke atas panggung bersama kedua orangtuanya. Dan Aqilla di berikan penghargaan sekaligus hadiah dari pihak sekolah. Setelah itu mereka foto bersama.

Orangtuanya sangat bangga kepada Aqilla karena bisa menjadi siswi dengan lulusan terbaik di sekolahnya. Walaupun tidak terbaik se Indonesia seperti yang di cita-citakan oleh Aqilla, setidaknya terbaik di sekolahnya pun sudah membuat Ayah dan Ibunya sangat bangga sekali kepadanya. Dan tentunya membuat Aqilla sangat senang karena bisa memberikan hadiah kepada kedua orangtuanya dengan prestasi yang dia hasilkan.

**********

Setelah selesai acara wisuda Aqilla, Ayahnya mengajak Aqilla dan Ibunya untuk pergi ke salah satu restaurant yang berada di daerah Jakarta.

Sesampainya di sana aku merasa sangat senang. Karena tempatnya yang sangat bagus membuat suasana tenang jika berada di tempat itu. Karena restaurant yang di pilih Ayah Aqilla ini walaupun berada di daerah Jakarta, tetapi tempatnya yang berada di pinggir danau membuat semua orang yang berada di sana betah untuk berlama-lama. Di tempat itu, Aqilla dan kedua orangtuanya saling bercerita dan bercanda satu sama lain. Rasanya dunia hari ini hanya milik mereka bertiga.

"Kali ini kamu mau hadiah apa de dari Ayah?" Tanya Ayah kepada Aqilla.

"Engga usah, Yah. Kali ini aku ga minta apa-apa kok ke Ayah."

"Loh, emangnya kemarin-kemarin kamu selalu minta ke Ayah? Kan ga pernah."

"Iya si, tapi kan aku selalu mengharapkan hadiah dari Ayah walaupun ga minta mau di kasih hadiah apanya. Sekarang giliran aku yang kasih hadiah ke Ayah dan Ibu dengan prestasi aku."

"MasyaAllah, udah dewasa anak Ayah. Yaudah kalau gitu hadiahnya ini aja, makan-makan kita sekarang hahaha."

"Hahaha iya, Yah."

"Ngomong-ngomong cita-cita kamu apa nak sekarang? Kan sudah semakin dewasa kamu. Kamu harus menentukan jalan hidup kamu mulai dari sekarang."

"Cita-cita aku jadi arsitek, Yah."

"Ohh iya wajar dan nyambung. Kamu kan suka menggambar. Yaudah mulai sekarang kamu kembangkan lagi bakat menggambar kamu. Ayah selalu mendudung cita-cita kamu selagi cita-cita kamu itu baik dan bisa membanggakan Ayah dan Ibu. Ga harus seperti Ayah dan kak Anindira yang menjadi guru. Intinya sekarang sekolah dulu, belajar yang benar sampai nanti cita-cita kamu satu demi satu bisa tercapai."

"Ibu juga sama nak. Ibu akan mendukung apa yang ei cita-citakan oleh kamu. Selama itu membuat kamu bahagia, doa Ibu akan selalu menyertaimu nak."

"Iya Yah, Bu, aamiin. Makasih ya Ayah sama Ibu selalu mendukung aku. Aku sayang Ayah dan Ibu."

Kata-kata "aku sayang Ayah dan Ibu" itu adalah kata yang sangat jarang di lontarkan oleh Aqilla dan anak-anak zaman sekarang lainnya kepada kedua orangtuanya. Karena lebih tinggi gengsinya mereka untuk mengungkapkan langsung dk depan kedua orangtua mereka. Padahal sebenarnya perlakuan tersebut dapat membuat hubungan antara anak dan orangrtua semakin hangat dan harmonis. Namun kali ini Aqilla mengatakannya secara langsung di depan Ayah dan Ibunya.

Aqilla sekarang sudah tenang karena sudah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) 100% dan bahkan menjadi siswi berprestasi di sekolahnya, tetapi dia masih bingung mau melanjutkan sekolahnya dimana. Karena Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah memasuki penentuan jurusan nantinya akan menjadi apa dan siapa seseorang selanjutnya. Aqilla bercita-cita sebagai aristek. Maka dari itu dia harus masuk SMA atau SMK, dia masih bingung. Walaupun sebenarnya masuk mana saja pasti Aqilla akan di terima oleh pihak sekolah itu. Karena Aqilla memang anak yang berprestasi. Pasti mudah saja bagi dirinya untuk masuk sekolah dimana pun, tetapi apakah sekolah yang di inginkan oleh dirinya sesuai dengan cita-citanya atau tidak. Itu adalah suatu hal yang membuat Aqilla dilema dan galau.

Ayah Aqilla menyarankan supaya Aqilla masuk di sekolah SMK saja. Karena dengan bersekolah di sekolah menengah kejuruan, pasti Aqilla akan menggapai cita-citanya dengan lebih cepat. Di SMK itu sudah di khususkan untuk belajar dan memperdalam suatu jurusan yang di cita-citakan oleh muridnya.

Beda lagi dengan Ibu Aqilla. Ibu Aqilla berpendapat jika Aqilla seharusnya bersekolah di SMA umum saja. Karena bagaimana pun, Aqill harus tetap berkuliah. Aqilla harus memiliki gelar minimal sarjana di belakang namanya. karena menurut Ibunya, jika Aqilla bersekolah di SMK, Aqilla pasti tidak akan berkuliah karena merasa sudah puas dengan hanya bersekolah di SMK saja.

Dari pendapat kedua orangtuanya yang berbeda membuat Aqilla semakin bingung memilih sekolah apa dan jurusan apa. Aqilla harus benar-benar memikirkannya matang-matang. Karena ini untuk masa depan dirinya.

-TBC-