Chereads / TENTANG AKU, KAMU DAN DIA / Chapter 10 - Kesendirian

Chapter 10 - Kesendirian

"Iya sorry Qill... Tadi gua ngikutin lu sampai ke Singapura. Soalnya gua khawatir lu berdua kan perempuan, apa lagi tadi muka lu kaya panik banget, gua takutnya di jalan lu kenapa-kenapa." Jelas Dika kepada Aqilla.

"Ngapain juga dia peduli sama gua. Ah bodoamat lah, ga penting," ucap Aqilla Di dalam hatinya.

"Yaudah, gua kan ga kenapa-kenapa. Mendingan lu pulang deh. Gua lagi pengen sendiri." Perintah Aqilla kepada Dika.

Memang entah apa yang ada di pikiran Aqilla kepada Dika. Semenjak kejadian waktu MOS kali itu Aqilla sangat sensitif kepadanya. Padahal Dika sudah sangat baik kepada Aqilla, tetapi lagi-lagi tetap saja Aqilla bersikap dingin kepada Dika.

Mungkin memang tidak semudah itu bagi Aqilla untuk bisa dekat dengan lelaki lain selain Ayahnya. Atau Dika nya saja yang terlalu baper kepada Aqilla semanjak kejadian itu. Atau bisa juga Dika hanya berbuat baik kepada siapapun termasuk kepada Aqilla.

Entah lah.

************

Waktu sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi.

Matahari tampak mengintip dari ufuk timur. Burung-burung bernyanyi dengan suara indahnya. Dan suara ayam pun saling bersahutan.

Pagi ini adalah pagi yang sangat cerah dan sangat indah. Semua orang menyambut kedatangan pagi hari ini dengan perasaan senang, tetapi tidak dengan Aqilla. Karena Aqilla pada hari ini tidak bisa menikmati pagi yang indah. Bagaimana tidak? Hari ini Aqilla telat bangun. Karena tidak ada Ibunya di rumah yang membangunkan dirinya. Biasanya Ibunya yang selalu membangunkan Aqilla sampai dia benar-benar terbangun. Sehingga Aqilla pun tidak akan telat seperti hari ini.

Aqilla segera bergegas langsung ke kemar mandi. Namun bukan untuk mandi, tetapi hanya untuk bergosok gigi dan cuci muka saja. Aqilla biasanya membutuhkan waktu untuk mandi selama 30 menit. Tidak akan cukup waktunya, yang ada Aqilla akan telat masuk ke sekolah.

Untuk sarapan pun Aqilla tidak sempat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:15 pagi. Untuk berangkat ke sekolah saja Aqilla harus menempuh waktu sekitar 20 menitan jika tidak macat. Sedangkan sekolah di mulai pada pukul 06.30 pagi.

"Ayahh.. Ibuu..." Teriak Aqilla kepada Ayah dan Ibunya.

Kemudian Aqilla terdiam sejenak dan dia menyadari bahwa Ayah dan Ibunya kini sedang berada di rumah sakit. Di rumah hanya ada Aqilla dan kakak perempuannya. Kak Anindira.

"Kak, kok ga bangunin aku si tadi." Tanya Aqilla kepada kakaknya setelah dia melihat kakaknya yang sudah rapih dengan seragam sebagai gurunya dan hendak pergi ke sekolah.

"Kakak kira tadi kamu ga mau masuk dulu. Kan kamu semalam habis pulang malam banget nemenin Ayah." Jelas kakaknya.

"Engga, aku harus tetap sekolah kak. Aku ga mau buat Ayah dan Ibu sedih."

Akhirnya Aqilla pun berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa dan dengan rasa khawatir. Khawatir apakah akan sampai ke sekolah dengan tepat waktu atau tidak. Yang terpenting sekarang Aqilla harus usaha terlebih dahulu untuk sampai ke sekolah dengan tepat waktu.

Lebih-lebih hari ini Aqilla harus berangkat ke sekolah sendiri menggunakan angkutan umum. Karena Ayahnya yang sedang sakit tidak bisa mengantarkannya hari ini. Dan abangnya tidak bisa mengantarkannya hari ini karena ada keperluan lain di tempat kerjaannya pagi ini.

Hari yang begitu cerah dan indah yang bisa di nikmati oleh kebanyakan orang, kini tidak lagi di rasakan oleh Aqilla. Perasaan Aqilla pada saat ini justru kebalikannya. Sepi dan sunyi. Harus berangkat sekolah tanpa Ayah dan Ibunya di rumah.

Aqilla tidak tahu lagi nanti akan seperti apa dirinya jika tanpa Ayahnya terus menerus dengan waktu yang cukup lama. Dan sekarang yang di harapkan oleh Aqilla hanyalah kesembuhan untuk Ayahnya supaya kehidupan di keluarganya bisa bahagia seperti dahulu sebelum Ayahnya sakit.

**********

"Nih uangnya bang, makasih ya bang." Aqilla turun dari angkutan umum yang bernama angkot tersebut sambil memberikan ongkos kepada abangnya.

"Alhamdulillah, masih boleh masuk." Aqilla bersyukur di dalam hatinya karena masih di buka kan gerbang sekolah oleh satpam sekolahnya.

"Tadi lu telat Qil?" Tanya Keisya setelah melihat Aqilla berlari-larian untuk masuk ke kelas.

"Engga kok, masih di bukain sama bapak satpamnya. Nyaris si. Beda beberapa detik doang gua telatnya, haha."

"Ya ampun, syukur deh. Terus bokap lu gimana sekarang? Katanya sakit ya?"

"Loh lu tau dari mana? Kan gua belum sempat cerita ke lu."

"Dari Dika. Lu kemarin pulang bareng dia kan?"

"Iya."

Sebenarnya Aqilla rasanya sangat kesal sekali dengan Dika. Dia itu laki-laki tapi mulutnya melebihi perempuan. Apa-apa langsung di ceritakan ke orang lain. Itu juga salah satu penyebab Aqilla kurang suka kalau bersama dengan Dika.

Belajar mengajar di lakukan dengan baik dan lancar oleh guru-guru dan di ikuti oleh seluruh siswa dan sisiwi secara baik pula. Jam belajar mengajar berlangsung pada pukul 06:30 pagi sampai pukul 15:00 sore.

Waktu tidak terasa berjalan dengan sangat cepat. Rasanya baru tadi pagi Aqilla berangkat ke sekolah pada pagi hari, sekarang waktu sudah menunjukkan sore hari dan Aqilla sudah bisa pulang ke rumahnya.

Kini waktunya pulang pun telah tiba. Semua murid merasa senang. Bagaimana tidak, ternyata sekolah menengah atas itu lebih banyak dan lebih pusing materi pelajarannya. Belum lagi mereka semua harus menggunakan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013 yang di kenal dengan sebutan kurtilas.

Siswa dan siswi semuanya di jemput oleh orangtuanya. Dan murid yang lama mereka kebanyakan pulang sendiri menggunakan kendaraan mereka masing-masing. Sedangkan Aqilla? Lagi-lagi dia harus pulang sendiri. Pergi sendiri. Dan pulang pun harus sendiri.

"Aqilla tuh. Gua ajak bareng aja deh. Kasian juga wajahnya kelihatan sedih gitu," ucap Dika di dalam hatinya. Kemudian Dika pun mendekati Aqilla. Namun belum sempat mendekati Aqilla, tiba-tiba ada seseorang yang sudah dahulu mengajak Aqilla untuk pulang bersama.

"Aqilla, bareng gua aja yu."

"Eh kak Rian. Ga usah kak, gapapa, aku bisa sendiri kok."

"Gapapa udah, bareng gua aja yu. Lu lagi ga di jemput kan?"

"Iya engga kak, lagi ga ada yang bisa jemput."

"Yaudah gapapa sama gua aja, yu. Boros loh naik angkot mulu. Cape lagi. Mending sama gua, ongkosnya jadi buat gua, haha."

"Hahaha, bisa aja kak."

"Hahaha, bercanda, yaudah yu naik."

"Kok tiba-tiba wajah Aqilla jadi senyum-senyum gitu ya kalo ngobrol bareng sama Rian. Ngomongin apa ya mereka berdua? Apa emang dia suka sama Rian beneran ya?" Hati Dika pun bertanya-tanya.

Dan Dika kali ini gagal untuk bisa pulang bareng bersama Aqilla. Bukan gagal karena Aqilla yang menolaknya, tetapi kali ini gagal karena di dahului oleh seniornya, Rian.

-TBC-