Camelia tidak bisa membayangkan kenapa dia mengalami hal seperti ini, berhadapan langsung dengan lelaki yang begitu dia benci. Bahkan sekarang Rey secara terang-terangan menunjukkan sikap tertariknya kepada sang istri. Walau pun mungkin bukan hal yang berkaitan dengan cinta, namun tetap saja Camelia tidak pernah menginginkan itu. Dia tidak sudi jika sampai tubuh miliknya disentuh lelaki yang sekarang menjadi suami syah nya itu.
Namun Rey adalah Rey, tidak ada hal yang tidak bisa dia lakukan kepada seorang wanita. Termasuk Camelia.
"Jangan melanggar janjimu sendiri Rey! kita sudah sepakat untuk tidak melakukan hal seperti itu," ucap Camelia dengan wajah yang ketakutan.
Lelaki tampan yang penuh dengan tatapan yang penuh hasrat itu hanya tersenyum tipis, dia semakin tertarik dengan gadis yang ada di pangkuannya itu. Yang semakin lama, semakin membuat gemas. Lengan kanan Rey menarik dagu mungil yang mulai gelisah itu, mengarahkannya lebih dekat lagi ke arah wajah tampan itu.
"Bagaimana rasa bibirmu itu Camelia? sepertinya sejak saat aku mencium dirimu terakhir kali sudah lama sekali. Apakah rasanya masih sama? atau mungkin seseorang sudah mencobanya sebelum aku?" tanya lelaki itu dengan nada mengejek.
Kedua lengan mungil itu ingin sekali menamparnya jika tidak sedang ditahan seperti ini, namun Rey terus mencengkram dengan kuat hingga Camelia tidak bisa berkutik sedikit pun. Dia bahkan berusaha mengarahkannya ke benda dibawah sana, yang sejak tadi terus menekan ke pantat gadis ini. Benar-benar keras dan mengganggunya!
"Hentikan! aku tidak sudi berbagi ciuman denganmu Rey! kau itu hanya lelaki brengsek yang memanfaatkan gadis bodoh seperti diriku untuk kepuasan mu sendiri. Walau dalam artian lain kau adalah suamiku, tetap saja tubuh ini tidak akan aku biarkan begitu saja menjadi milikmu!" bentak gadis itu kesal.
Rey tertawa keras seperti orang gila, dia benar-benar terhibur dengan kata-kata yang dilontarkan gadis dipangkuan nya itu. Sikap so jual mahal yang membuatnya muak tapi berbumbu penasaran, dia ingin menyentuh Camelia. Bahkan membuatnya bertekuk lutut dan memohon agar bisa tidur dengannya, tetapi tidak ada rencana yang bisa Rey lakukan. Karena selama ini tidak ada satu pun wanita di dunia yang berani menolaknya kecuali gadis ini.
"Wah lihatlah perkataan istriku ini, lancang sekali mulutmu mengatakan hal seperti itu kepada suamimu sendiri. Kau pikir dirimu ini siapa hah? masih untung kau aku nikahi, bukan aku jadikan jalang diluaran sana!" bentak Rey dengan senyuman tipis dibibirnya.
Gadis ini sadar siapa dirinya, dia memang bukan orang berada atau pun seorang yang istimewa dihati lelaki itu. Namun cara Rey memperlakukan istrinya itu yang tidak membuat Camelia tidak senang, karena selama tinggal disini jelas sekali Camelia melihat beberapa wanita keluar masuk dan melayani sang suami dikamar itu. Mungkin mereka adalah orang yang dibayar Rey untuk memuaskan nafsu liarnya, dan itu semakin membuat gadis ini merasa jijik. Namun karena sekarang Rey mempertanyakan kewajibannya sebagai seorang istri? apa yang bisa Camelia lakukan? kecuali menurut.
Gadis ini menghela nafasnya panjang, mencoba memberikan kesempatan kepada lelaki itu untuk menyentuh tubuhnya. Walau mungkin ini akan menjadi sebuah penyesalan terburuk yang pernah Camelia lakukan, setidaknya dia berbuat dijalan yang benar. Yaitu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yang menurut kepada suami.
Karena merasa mendapatkan lampu hijau dari Camelia, Rey langsung melancarkan aksinya. Dia mencium perlahan bibir berwarna merah muda itu dengan permainan yang lembut, beberapa detik berlangsung dia berharap jika Camelia membalasnya. Namun gadis itu malah mengunci mulutnya dan tidak membiarkan Rey masuk lebih dalam lagi. Karena merasa kesal, lelaki itu melepaskan ciumannya dan memukul pantat sang istri.
"Bodoh, kau payah sekali Camelia! ini hanya sebuah ciuman, kenapa kau menutup mulutmu seperti itu?" tanya Rey dengan wajah yang kesal.
Camelia mengusap noda basah yang membekas di area bibirnya, dia menatap sekeliling dengan jantung dan perasaan yang tak karuan. Ini adalah ciuman yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan lelaki itu mengumpatnya dengan kata payah. Bukankah wajar jika dia tidak bisa melakukan hal seperti itu? karena pada dasarnya masih perawan. Namun tetap saja Rey menginginkan sesuatu yang lebih dari gadis yang duduk di pangkuannya itu.
"Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu, jadi hentikan saja," ucap Camelia kepada suaminya.
Gubrak
Rey mendorong gadis itu sampai terjatuh ke belakang, bahkan kepala Camelia sampai membentur meja hingga membuatnya merasakan sakit. Dengan wajah tanpa dosa, lelaki itu pergi meninggalkan istrinya disana. Dia begitu kesal karena tidak mendapatkan apa yang di inginkan dan harus mencari lagi wanita untuk memuaskan nafsu yang tidak terlepas dari tubuhnya.
"Benar-benar payah, kenapa aku menikahi gadis seperti itu. Tidak berguna sama sekali, menyebalkan argh!" gerutu lelaki itu kesal.
Camelia menatap suaminya dari arah belakang sembari memegangi kepalanya yang sakit, dia semakin kesal saja dengan tingkah Rey. Bisa-bisanya lelaki itu masih berjalan tanpa dosa setelah mencium lalu mendorongnya ke lantai seperti ini, bagaimana jika Camelia cedera parah? atau mungkin terjadi sesuatu pada kepalanya? Rey mungkin tidak akan pernah perduli.