Chereads / SETITIK BULIRAN CINTA / Chapter 2 - KEMATIAN YANG MENGENASKAN

Chapter 2 - KEMATIAN YANG MENGENASKAN

FLASHBACK~

Rabu 19 Februari 2020, Hamid Cristopher ditemukan tewas di dalam kamarnya. Kematiannya tidak wajar, ada guratan yang cukup dalam di sekitar area sensitifnya, dan beberapa luka lebam di beberapa bagian tubuhnya, juga luka di leher bekas ikatan tali yang cukup kuat. Noda bercak darah juga berceceran di berbagai sudut ruangan.

Siapakah Hamid Cristopher? pria kelahiran tahun 1990-an ini adalah orang cukup terkenal di kalangan para pembisnis besar. Dia CEO di salah satu perusahaan ternama di kota ini. Berpendidikan tinggi, lulusan Universitas luar negeri. Kancahnya di dunia bisnis sudah tidak diragukan lagi, dikenal di seantero negeri. Prestasi yang ditorehkannya juga bukan sekedar abal-abal. Perusahaannya sudah menjalar di segala penjuru negeri bahkan sampai luar negeri.

Tiga hari sebelum jasadnya ditemukan, beberpa tetangganya sempat melihat dia berolahraga menggunakan sepeda kesayangannya keliling komplek perumahan mewah tempat dia tinggal.

Dia memang sangat terkenal di lingkungannya, pria berwajah tampan, hidung mancung, kulit putih bersih, ramah dan rumah termegah di antara bangunan lain di sana.

Mereka(tetangganya) memberikan kesaksian bahwa melihat Hamid bersepeda pada hari minggu pagi, yang lain menyatakan bahwa masih melihat Hamid pada Senin pagi, dan ada yang menyatakan bahwa masih melihat Hamid pada Selasa malam. Menurut kesaksian salah seorang warga, pada hari Minggu malam Senin, ada dua orang pria datang ke rumah mewah Hamid.

Lalu tidak berselang lama kedua pria itu pergi, dan diantar Hamid sampai di halaman rumahnya. Setelah itu, datang lagi pria bertubuh pendek dan gempal, mengunjungi Hamid menggunakan mobil Ranger rover sport. Tampak dari gayanya, pria itu juga dari kalangan pembisnis kelas atas.

Mereka tampak sangat dekat seperti kawan lama, keduanya nampak saling berpelukan hangat dan para tetangga yang memberikan kesaksian tentang itu meyakini bahwa itu adalah relasi bisnisnya. Beberapa orang mengatakan bahwa sudah tidak melihat Hamid sejak Minggu sore.

Hingga akhirnya Rabu pagi, terdengar teriakan histeris dari salah satu pembantunya, yang melihat Hamid sudah terkapar tak bernyawa. Dan kabar itu cepat tersebar ke seluruh pelosok negeri.

Alena, kekasih yang sangat mencintainya, histeris mendengar kabar kematian Hamid. Apalagi kematiannya tidak wajar dan sangat mengenaskan. Sepertinya Hamid disiksa habis-habisan oleh pelaku pembunuhan.

Banyak kemungkinan yang bisa terjadi atas kematian CEO tampan dan terkenal itu. Temannya sangat banyak, mungkin begitu juga dengan musuhnya.

Tidak hanya terkenal sebagai pembisnis yang hebat dan royal. Hamid juga terkenal sebagai kekasih yang sangat setia. Dia adalah pria paling romantis yang pernah Alena kenal. Tidak pernah terjadi perdebatan antara mereka, bahkan apa yang Alena inginkan pasti akan langsung diturutinya. Mungkin juga karena usianya yang sudah cukup matang, membuat Hamid menjadi sosok keBapak-an yang mampu 'ngemong Alena.

Polisi berdatangan untuk memeriksa tempat kejadian. Mereka membawa jasad Hamid untuk diautopsi. Mereka membagi tugas, sebagian memeriksa setiap ruangan dan tanda-tanda lain yang menunjukan tentang kematian Hamid. Dan yang sebagian menanyai para saksi mata yang melihat Hamid di hari-hari terakhirnya.

Polisi terus mencari bukti-bukti yang mengarah pada pembunuhan Hamid. Tidak ada satupun barang yang hilang atau dicuri. Bahkan semua masih tertata rapi di tempatnya, hanya kamar Hamid yang berantakan, mungkin sebelum terjadi pembunuhan, Hamid sempat baku hantam dengan pelaku.

"Pembunuhan ini mungkin dilatar belakangi dendam." Ujar salah seorang polisi. Dan itupun hanya dugaan sementara.

Alena berteriak histeris, saat para polisi dan ambulans akan membawa jasad Hamid, beberapa kali Alea jatuh pingsan. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakan acara pertunangan. Acaranya akan dilaksanakan pada hari Minggu yang akan datang, hanya tinggal mengitung detik, namun semua hancur. Hamid ternyata telah ditemukan tidak bernyawa dan kematiannya sangat mengenaskan.

Keluarga Hamid yang tinggal di luar negeri juga datang setelah mendengar kabar kematian Hamid. Mereka memberi semangat pada Alea, dan mengatakan pada polisi harus mengusut tuntas kasus itu.

Hamid adalah pria blasteran Inggris-Indonesia. Ibunyalah yang orang asli Indonesia. Dia memutuskan tinggal di Indonesia setelah ayah dan ibunya bercerai saat usiannya masih 13 tahun. Dia berjuang bersama ibunya dengan tekad yang kuat, agar menjadi orang sukses dan kaya raya.

Sejak perpisahan itu Hamid tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Dan berita terakhir yang dia dengar, ayahnya telah meninggal satu tahun setelah ibunya meninggal dunia.

Di sela tangis histeris Alea, datang seorang pemulung, dengan pakaian sangat kumal. Dia juga ingin memberikan kesaksian atas meninggalnya Hamid. Pemulung itu mengatakan bahwa dia bertemu dengan Hamid pada Minggu sore. Saat itu pria kaya raya yang sedang diselidiki kematiannya itu hendak naik mobil mewah bersama dengan seorang pria bertato naga di lehernya. Pria itu bertubuh gempal dan hidungnya pesek.

Mereka melaju pergi ke arah utara setelah Hamid memberinya beberapa lembar uang. Itu adalah kebiasaan Hamid setiap bertemu dengan pemulung itu. Mereka tidak hanya berdua saja, dengan sedikit tidak yakin, pemulung itu mengatakan bahwa, di dalam mobil dia melihat ada sekitar dua orang yang duduk di depan, sedangkan Hamid dan pria itu duduk di jok paling belakang. Setelah itu, ungkap si pemulung, bahwa dirinya tidak pernah bertemu Hamid lagi.

Lalu kesaksian dari pembantunya, dia mengatakan bahwa sejak Minggu pagi dirinya pamit untuk pulang kampung karena orang tuanya dikabarkan sakit. Namun sebelumnya Hamid menyuruh pembantunya untuk membeli rokok dan beberapa camilan. Hamid mengatakan bahwa nanti malam temannya akan datang. Dan ternyata memang ada beberapa botol minuman keras, plastik camilan, dan putung rokok menumpuk di keranjang sampah miliknya. Dan Rabu paginya , dia sudah menemukan Hamid tergeletak dengan mata melotot dan darah kering di sekitar bibirnya. Sungguh pemandangan yang sangat mengerikan.

Semua orang yang telah memberikan kesaksian di tempat terjadinya perkara, akan diberi surat panggilan untuk memberikan kesaksian lebih lanjut dan lebih jelas di kantor polisi. Termasuk Alea kekasihnya.

Keluarga Hamid segera membawa Alea masuk ke kamar tamu dan beristirahat di sana, sementara yang lain ikut mengantarkan jasad Hamid ke rumah sakit untuk melakukan autopsi.

Di lain sisi pembantu Hamid, sedikit mengalami trauma setelah menemukan jasad Hamid. Dia segera mengundurkan diri dan kembali ke kampung setelah mengahadiri panggilan polisi sebagai saksi.

Dari kesaksian sementara, polisi menyimpulkan bahwa Hamid adalah korban pembunuhan, motifnya belum jelas, tetapi kemungkinan besar adalah rival bisnisnya yang menaruh dendam padanya.

Suara sirine ambulan dan polisi mulai berbunyi nyaring, membawa jasad Hamid Cristopher, dan membelah kerumunan warga yang sempat geger karena kematian pengusaha kaya raya itu.

Alena juga terkejut dan tersadar dari pingsannya saat mendengar sirine yang dinyalakan kedua mobil itu secara bersamaan. Dia melihat kesekelilingnya, saudara Hamid berdiri di sampingnya dengan wajah sendu. Alena berharap ini hanya mimpi dan ketika terbangun Hamid masih berada di sampingnya. Namun dia harus menelan pil pahit, Hamid Cristopher telah meninggalkannya, meninggalkan semua cinta dan cita yang telah mereka rajut dalam mimpi yang indah selama tiga tahun terakhir ini.

Alena kembali menangis sesenggukan, dan tidak rela atas kejadian yang menimpa kekasihnya itu.

To be continued...