"Jason." Aku menghembuskan namanya sebelum mulutnya bertemu dengan mulutku. Tanganku menuju dadanya untuk mendorongnya menjauh, tapi jariku malah mencengkram kemejanya dengan erat saat dia menekan bibirnya ke bibirku. Mataku terpejam, dan aku membiarkan dia menciumku. Panas mengaum melalui tubuhku saat merasakan bibirnya di bibirku.
"Buka untukku. Sudah sangat ingin mencicipimu sejak tadi malam. " Aku terkesiap mendengar kata-katanya.
Dia mengambil kesempatan itu untuk menyelipkan lidahnya ke dalam mulutku saat jari-jarinya menggali rambutku. Apa dia benar-benar memikirkanku sejak tadi malam? Sulit dipercaya dengan semua wanita yang pernah ada di sana. Aku tahu aku telah memikirkan dia. Mungkin memiliki beberapa fantasi juga. Ciuman ini jauh lebih baik dari yang kubayangkan.
Mataku terbuka ketika bunyi bip keras mulai berbunyi. "Pai aku!" Aku mencoba untuk menjauh. Realitas datang terburu-buru kembali. Napasku terasa berat saat aku mencoba mengatur napas.