Aku tidak melihat Jonatan selama tiga hari berikutnya.
Dia telah memperingatkan aku bahwa dia adalah seorang gila kerja, bahwa dia sering menghabiskan akhir pekan dan malam hari dengan menyendiri di kantornya yang tinggi di atas kota. Aku mencoba untuk tidak mengingat bagian di mana dia mengatakan kepada aku bahwa itu akan berbeda setelah kami bersama. Tidak adil bagiku untuk marah padanya, tidak ketika dia berusaha menyelamatkan kesepakatan yang dia inginkan selama bertahun-tahun, tidak ketika hubungan kami menjadi alasan untuk posisinya yang genting saat ini.
