"Hai," sapaku lembut.
"Hai."
"Kenapa kau tersenyum seperti itu padaku?"
"enggak kok."
"Kamu juga. Semuanya ada di mata Kamu. "
Dia menurunkan kertas itu sedikit untuk memperlihatkan seringai kecilnya dan aku tertawa pelan dalam kegembiraan.
"Aku tersenyum karena kamu cantik tapi kebanyakan, karena kamu ada di sini bersamaku. Itu mengingatkanku saat pertama kali melihatmu, sakit dan ketakutan di pesawat menuju Los Cabos. Melihatmu meninju napas dari paru-paruku. "
"Aku muntah ke dalam tas kesopanan," aku mengingatkannya dengan datar.
Dia mengangkat satu bahu sambil mengangkat bahu. "Kebanyakan wanita tidak pernah terlihat begitu memikat."