Ia bosan dengan banyaknya orang yang telah berhasil di tolongnya di hutan itu, tapi hanya segelintir orang yang merasa bersyukur dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Itu sebabnya Tania berniat meninggalkan Keenan yang tampak terkejut dengan reaksi Tania.
" Dasar manusia tak tahu terimakasih! Lebih suka mengucapkan kata kasar daripada bersyukur nyawanya tertolong.." Tania mengegrutu sembari merapikan tas ransel yang ia letakkan di atas rumput.
Melihat reaksi Tania yang tampak marah, membuat Keenan merutuki dirinya dan meralat ucapannya. " Bukan maksudku berkata seperti itu, maafkan aku, tapi bisakah kau bantu aku hingga aku bisa berjalan lagi.."
Tania tak menghiraukan ucapan Keenan, dan terus merapikan tasnya hingga tar ransel itu sudah berada di punggungnya.
" Maafin aku! Ayoolah aku hanya becanda.. ayolah, aku tahu kamu wanita yang baik, bantu aku kali ini..." Rengek Keenan memohon kepada Tania.
Tania enggan menanggapi permohonan pria yang tidak mengetahui tata krama dan sopan santun serta rasa syukur.
Ia benci dengan pria seperti itu, meski ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan pria tampan dan kebetulan sendirian berada di dalam hutan, biasanya orang memasuki hutan akan bersama rekan satu team atau minimal dua orang, dan ini baru ia temui ada seorang pria tampan sendirian dalam keadaan terluka berada di dalam hutan seorang diri.
Meski sedikit penasaran akan asal usul dan tujuan dari pria itu, tapi Tania enggan untuk mengikuti rasa penasarannya, ia memilih mempertahankan harga diri seorang gadis desa yang minim pemahaman, tapi memiliki hati dan jiwa yang bersih.
" Hei nona! Ayoolah bantu aku, maafkan kesalahanku.." Tania menghentikan langkahnya sesaat, lalu kembali melangkah meninggalkan pria itu sendirian.
Melihat wanita itu seperti sedang tidak bermain - main, maka Keena segera berusaha bangkit, ia lupa bahwa yang tengah ia kunjungi saat ini adalah pedesaan yang masih jauh dari ibukota provinsi, dan hutan ini juga terlihat masih asri, ia teringat untuk mencapai akses ke hutan ini, ia harus menyewa helikopter milik ayah sahabatnya yang merupakan seorang pengusaha pabrik kertas.
Nyalinya mulai ciut, tak menyangka bahwa gadis remaja di desa terpencil ini, justru tak menghiraukan ketampanannya yang selalu berhasil menghipnotis tiap wanita yang memandang, dan mereka akan langsung terpesona lalu mengikuti semua inginnya, begitu juga ketika ia menjelajah hutan nusantara, akan selalu ada wanita cantik yang menemaninya dengan suka rela meski harus menemaninya bermalam dan menikmati indahnya malam bersama dengan kehangatan di tengah di dinginnay hutan, di dalam tenda.
Sejak penghianatan wanita yang amat di cintainya membuat Keenan memilih jalan salah, yaitu mempermainkan semua wanita yang mau dengan suka rela dekat dengannya.
Syarat dekat dengannya adalah wanita cantik, sexy dan fashionable, ia berusaha melampiaskan seluruh sakit hatinya kepada wanita - wanita yang menempel kepadanya bak perangko.
Sehingga wajar, jika ia juga memperlakukan Tania seperti wanita - wanita lainnya yang pernah ia temui, maklum saja. Ini bukanlah kali pertama ia menjelajah hutan, sejak kandasnya hubungannya dengan wanita yang ia pacari selama empat tahun, membuatnya memiliki hobi baru. Selain mengoleksi dan memainkan wanita cantik, Keenan juga suka menjelajah hutan alami, sehingga memacu adrenalinnya dan membuatnya untuk melupakan sosok mantan kekasih.
Wanita itu bak magnet baginya, semakin berusaha ia melupakan, semakin sering bayangan itu muncul, dan hal itu terjadi terus menerus dan akan berkurang ketika ia menjelajah hutan.
Keasrian hutan, dan aroma hutan yang khas membuatnya sedikit melupakan bayangan sosok mantan kekasihnya yang selalu melekat di otaknya, hingga membuatnya hampir putus asa.
Karena putus asa yang di alaminya, ia memilih melanjutkan kuliah magisternya di luar negeri, dibanding membantu menjalankan perusahaan sang ayah yang sempat ia masuki hampir setahun sebelum kejadian tragis penghianatan tak termaafkan yang di lakukan sang kekasih.
Meskipun ia amat sangat mencintai sang mantan kekasih, tapi baginya penghianatan sang kekasih amatlah fatal, sehingga tiada maaf baginya, dan hal itu membuatnya putus asa, hingga ia harus mendengarkan seorang peramal di kampusnya, bahwa nyawanya akan berakhir di hutan pedalaman di provinsi yang memiliki tambang minyak, dan ketika sang peramal menyebutkan itu, sontak saja Keenan yang tengah menikmati liburan langsung meminta bantuan sang sahabat agar meminjamkan helikopter dan mengantarkan dirinya ke tengah hutan provinsi Riau, dengan menggunakan parasut.
Ia ingin mengadu kebenaran ucapan sang peramal mengenai nyawanya, di tengah rasa putus asa dan kehilangan arah yang ia alami.
Siapa sangka gadis di hadapannya ini berbeda dengan gadis yang pernah ia temui, sehingga memaksanya harus berusaha lebih keras memohon bantuan kepada gadis ini, mengingat haru telah mulai gelap. Ia tak mungkin menghabiskan malam sendirian di tengah hutan dimana dirinya sedang terluka, sehingga ia harus memutar otaknya, agar membuat gadis itu mengurungkan niatnya, pergi meninggalkannya begitu saja. Terlebih melihat perlengkapan gadis itu yang lumayan matang ketika menjelajah hutan.
" Nona! Ayolaah tolong aku, kaki dan tanganku susah untuk di gerakkan..Agkhh!!" Teriaknya mengeluh kesakitan. Dan Keenan harus terjatuh ketika ia berusaha untuk berdiri.
Mendengar manusia yang baru saja ia tolong terjatuh, Tania menoleh dan segera berlari kearah Keenan yang masih terjungkang di rerumputan hutan itu.
Tania segera menolong pria itu, mengangkat tubuh pria itu dan kembali membantunya duduk dan bersandar di batang pohon besar yang kita tidak tahu sudah berusia berapa puluh tahun pohon itu.
Sementara Keenan tersenyum dalam hati, melihat kenyataan bahwa ternyata wanita itu tidak bisa mengabaikan nyawa orang lain begitu saja. Sehingga ia merasa tidak sia - sia pengorbanannya telah terjatuh demi memperoleh simpati wanita berwajah cantik alami tapi sedikit jutek padanya.
Keenan meringis kesakitan, merasakan ngilu bercampur pedih pada luka ketika ia terjun dari helikopter menggunakan parasut ke tengah hutan dan tersangkut diantara ranting pohon, untung ia sempat melepas parasut itu dengan segera, sehingga ia terjatuh di tanah dan tanpa sengaja bertemu bidadari cantik di hadapannya, meskipun nyawa telah menjadi taruhannya.
Bersyukurnya ia memiliki jiwa petualang tingkat tinggi, sehingga ia nekat untuk terjun ke dalam hutan demi rasa penasarannya terhadap ucapan peramal yang konon katanya selalu benar setiap ucapannya. Merasa nyawanya di permainkan dan tak ingin menjadi gila karena rasa penasaran, ia pun berbuat nekat dengan semua resiko yang ia terima. Tapi meski begitu ia juga telah mempersiapkan segalanya dengan matang, segala peralatan yang di butuhkan di dalam hutan, peralatan untuk bertahan hidup di hutan selama satu bulan, tak hanya peralatan bertahan hidup, ia juga membawa perlengkapan camera.