Regina baru saja kembali ke mobilnya, mengembuskan napas lega saat akhirnya bisa merasakan udara dingin air conditioner. Cuaca jam dua siang kota Jakarta benar-benar luar biasa membakar kulitnya. Padahal dirinya sudah terbiasa berkeliaran di tempat terbuka, bercengkrama langsung dengan sinar matahari di negara yang dilalui garis katulistiwa ini. Akan tetapi sifat manusiawinya membuatnya sesekali masih kesulitan dalam menahan diri untuk tidak mengeluh.
Suara pintu dibuka sama sekali tak mempengaruhi Regina. Wanita itu masih betah terpejam, menghalau cahaya yang masuk ke pupil matanya.
"Bu, minum dulu." Regina akhirnya membuka mata dan menemukan Dimas yang tengah menatapnya dengan tangan terulur menyodorkan minuman warna putih yang tampak segar. Segel tutup botol itu sudah terbuka, Regina hanya perlu meminumnya tanpa susah payah.
Menyahut botol minum itu, Regina bisa merasakan dingin dari botol yang mengalir ke telapak tangannya. "Terima kasih, Dimas." Regina tersenyum tulus.