Chapter 2 - Pangeran dan Kutu Buku

Suara guru sedang menerangkan pelajaran terdengar diseluruh kelas.

10 menit sebelum istirahat dan sebelum rencana Haruka dimulai.

Kaname dengan wajah yang memerah sejak datang ke sekolah menjadi perhatian para guru karena dianggap sedang sakit.

Sakuna dengan wajah datar tanpa ekspresi menjadi perhatian para guru karena selama ini dia selalu malu jika disuruh membacakan kutipan buku.

Kaito tidur ditengah pelajaran. Sungguh tidak memiliki beban dalam hidupnya.

Haruka seolah-olah membaca buku sastra, sebenarnya dibalik buku sastra itu terdapat sebuah buku catatan yang berisikan peta rencana yang sudah dia buat saat upacara pembukaan katanya.

—Sehari sebelumnya.…

"P-pacaran bohongan dengan Sakuna?! Apa kau tau—". (Kaname)

"Siapa yang berani menganggu Sakuna jika dia ada dalam pengawasan ku?". (Haruka)

Senyum yang terlihat manis namun mengintimidasi itu membuat ketiga orang yang ada didekatnya merinding ketakutan. Mereka tau bagaimana sifat aslinya Haruka dan mereka juga tau bagaimana nasib orang yang berani macam-macam dengannya atau dengan orang yang dia sukai.

Walaupun begitu tetap saja Kaname khawatir dengan nasib Sakuna jika dia harus berpura-pura pacaran dengannya.

Yang utama adalah, apakah Sakuna mau pura-pura pacaran dengan Kaname?

"S-Sakuna… Apa kau tidak keberatan?". (Kaname)

"T-tidak k-k-kok!". (Sakuna)

Walaupun Sakuna bilang tidak tapi dia gugup dan malu setengah mati.

Kaname menghargai keputusan yang dibuat Sakuna. Kaname tau jika menjawab pertanyaan tadi bagi Sakuna adalah hal yang susah baginya.

"Tapi kamu akan terlibat dalam urusan pribadiku. Apa tidak masalah?". (Kaname)

"P-pacaran bohongan juga! A-adalah caraku untuk menyembuhkan sifat malu ku!". (Sakuna)

Pipi mereka berdua tiba-tiba memerah. Kaito dan Haruka melihat pemandangan manis ini jadi tersenyum menyeringai. Mereka berdua satu suara dan memastikan untuk mengawasi pasangan palsu ini kedepannya karena akan menarik jika ditonton.

Kaname dan Sakuna pun menjalin hubungan palsu dengan tujuan masing-masing.

Tujuan utama Kaname adalah agar dia lepas dari kejaran para wanita.

Tujuan utama Sakuna adalah agar dia dapat cepat menghilangkan sifat malu yang berlebihan.

Ini bukanlah hubungan yang menguntungkan sebelah pihak, tapi kedua pihak dapat keuntungan nya.

Setelah Kaname dan Sakuna menyetujui hubungan palsu, Haruka pun memulai rencana yang sudah dia susun selama upacara pembukaan… katanya. Rencana ini untuk mengumumkan hubungan Kaname dan Sakuna dengan tujuan agar para perempuan yang mengejar Kaname tahu akan hubungan mereka berdua.

Rencana Haruka ini ada memiliki 3 fase. Kalau Kaito menyebut fase ini adalah Fase Neraka Kaname.

Fase pertama : Kereta Cinta

Kaname beranjak dari mansion nya dan berjalan kaki. Sudah dua hari dia berjalan kaki pergi ke sekolah, kalau kemarin karena dia kesiangan tapi hari ini karena rencana Haruka.

Kaname sampai di stasiun kereta yang menuju sekolah nya. Dari kejauhan ada Haruka, Kaito, dan Sakuna yang bersiap-siap menghampirinya Kaname.

Kaname yang sedang berdiri digaris belakang menunggu kereta, merenggangkan kedua tangannya keatas langit. Itu adalah sinyal agar Sakuna segera menghampirinya.

Melihat sinyal dari Kaname, Haruka menepuk pundak Sakuna dan Kaito memberikan semangat kepada Sakuna.

Sakuna beranjak dari tempat awalnya dan menghampiri Kaname. Kaname menyadari Sakuna sudah disampingnya. Kaname mulai bertingkah seperti seorang pacar, seperti memegang pundak Sakuna lalu memegang erat tangan Sakuna.

Saat mereka masuk ke kereta, mereka masih berpegangan tangan dan membuat orang-orang di kereta tersenyum masam melihat pasangan pura-pura ini.

Fase kedua : Jalan Menuju Neraka

Setelah beranjak dari kereta, Kaname dan Sakuna tetap berpegang tangan.

Mereka mulai memasuki medan perang, yaitu jalan menuju ke sekolah.

Wajah Kaname dan Sakuna sangat merah seperti bara api. Haruka dan Kaito yang mengawasi mereka dari kejauhan menahan tawa mereka melihat wajah Kaname dan Sakuna yang sangat merah.

Lalu… Mulai lah neraka seperti yang dikatakan oleh Haruka.

"Siapa wanita itu??".

"Apa hubungan kalian??".

"Lepaskan tangan kotor mu dari pangeran!!!".

"Kenapa?? Apakah aku kurang cantik?? Aku tidak kalah cantik dengan gadis membosankan ini!!".

Kaname yang merasa Sakuna mulai dilecehkan oleh para perempuan yang menghampirinya, mulai melakukan tindakan paling berani bahkan Kaito saja tidak kepikiran untuk melakukannya kepada Haruka didepan umum. Kaname memeluk Sakuna didepan tubuh nya seperti melindungi Sakuna dari perempuan-perempuan yang menghampirinya.

Dengan tindakan ini para perempuan yang menghampiri Kaname berteriak histeris dan berlarian kesana kemari.

Dari kejauhan Haruka dan Kaito… Kalian pasti tau, mereka tertawa terbahak-bahak.

Sampai masuk kelas pun Kaname tetap memeluk Sakuna didepan tubuhnya yang membuat seisi kelas juga histeris, termasuk para laki-laki yang merasa jika pangeran akan turun tahta.

Fase ketiga : KLIMAKS! INILAH PERCINTAAN YANG SEJATI!!

Haruka sangat bersemangat membuat judul fase ketiga. Dia kebanyakan membaca novel-novel romantis sepertinya.

Suara guru sedang menerangkan pelajaran terdengar diseluruh kelas.

10 menit sebelum istirahat dan sebelum rencana Haruka dimulai.

Kaname dengan wajah yang memerah sejak datang ke sekolah menjadi perhatian para guru karena dianggap sedang sakit.

Sakuna dengan wajah datar tanpa ekspresi menjadi perhatian para guru karena selama ini dia selalu malu jika disuruh membacakan kutipan buku. Dia bermuka datar karena memakan selidir agar dia tidak kelihatan terlalu malu seperti Kaname.

Kaito tidur ditengah pelajaran. Sungguh tidak memiliki beban dalam hidupnya.

Haruka seolah-olah membaca buku sastra, sebenarnya dibalik buku sastra itu terdapat sebuah buku catatan yang berisikan peta rencana yang sudah dia buat upacara pembukaan katanya.

Kejadian tadi pagi membuat satu kelas ribut. Mereka mulai berspekulasi jika Kaname dan Sakuna berpacaran. Rencana Haruka berjalan dengan mulus karena para perempuan yang mengejar Kaname mulai bereaksi.

… Bel berbunyi. Jam istirahat dimulai. Fase klimaks… Dimulai!

Sakuna yang masih berekspresi datar karena memakan sayur kol yang dia benci bersiap secara mental dan raga mengakhiri rencana Haruka.

Kaname beranjak dari kursinya dan menghampiri meja Sakuna yang sedang berbicara dengan Haruka.

Haruka dengan akting hebatnya seolah-olah tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Kaname.

"Ada apa Kaname?". (Haruka)

"Ak-aku ingin berbicara dengan Sakuna." (Kaname)

Kaname menarik satu nafas panjang dan menghembuskan dengan perlahan.

"Aku mencintaimu. Jadilah pacarku!". (Kaname)

Kali ini telinga Kaname ikut memerah.

Sakuna mendengar pengakuan Kaname membuat jantungnya ingin meledak. Dia tahu ini hanya pura-pura tapi tetap saja ini sangat tidak baik untuk jantungnya.

Sakuna ikutan menarik satu nafas panjang dan menghembuskan dengan perlahan.

"Aku juga mencintaimu, Kaname." (Sakuna)

Hening sebentar lalu ramai seramai ramainya.

"Akhirnya! Pangeran turun tahta!!!".

"Woo wooo woooo!!!!".

Para laki-laki bersorak bahagia dan mulai menyanyi lagu [We Are The Champions - Queen]

Para perempuan menangis kecuali Haruka dan satu orang yang segera meninggalkan kelas setelah melihat pengakuan Kaname.

Hubungan Kaname dan Sakuna pun tersebar ke penjuru sekolah. Mulai saat itu pun banyak yang menjuluki pasangan ini, [Handsome and the Beast]

Haruka dan Kaito yang mendengar julukan yang mengerikan itu langsung mencari orang yang membuatnya.

Keesokan harinya julukan aneh itu tidak terdengar lagi dan berganti menjadi [Pangeran dan Kutu Buku]. Itu adalah julukan yang disebarkan Haruka dan Kaito.

Seperti yang diperkirakan Kaname, Sakuna menerima serangan demi serangan. Haruka tidak menyangka ada yang berani mengganggu Sakuna yang ada dalam pengawasan nya.

Kaname ingin meminimalisir serangan yang dihadapkan kepada Sakuna. Kaname meminta Sakuna untuk tempat sepatu nya satu tempat dengannya.

"Baru hari kedua…" (Kaname)

"Haha. Kaname, aku tidak masalah kok." (Sakuna)

Walaupun Sakuna bilang begitu tapi tetap saja Kaname tidak tahan dengan serangan yang diterima Sakuna.

Tiba-tiba Kaname terpikirkan sesuatu yang harusnya dia tanyakan dari awal.

"Ano… Sakuna… Mungkin ini terlambat. Apa kamu menyukai seseorang saat ini?". (Kaname)

Sakuna mengepalkan tangannya. Dia berhenti berjalan dan membelakangi Kaname.

"Ada. Ada seseorang yang aku sukai." (Sakuna)