Chapter 4 - Keegoisan

Biasanya Kaname bangun dengan tubuh yang fit dan segar, untuk hari ini jadi pengecualian.

Seluruh tubuh Kaname kesemutan. Himeko tidur dibadan Kaname dan tidurnya sangatlah nyenyak sampai Kaname tidak tega membangunkannya.

Karena masih belum bisa bergerak, Kaname menggunakan kesempatan ini untuk mengelus kepala Himeko.

Dia sudah tau akan perasaan Himeko. Kasta mereka berdua sangat jauh sekali. Pelayan dan tuan tidak akan bisa bersama sampai kapanpun.

Kaname hanya berjanji bersama Himeko sebagai pelayanannya, bukan sebagai orang yang bisa dicintai Himeko.

Kaname akan tetap menghargai perasaan Himeko dan akan segera mengkonfirmasi kepada Sakuna jika dia harus melayani Himeko sampai puas.

"Pagi Hime-sama. Kapan anda menyelinap kamar saya?". (Kaname)

Melihat wajah Kaname diawal bangun tidurnya membuat Himeko langsung menampar Kaname. Entah kenapa dia kesal melihat Kaname.

•••

Pagi hari adalah pagi yang berbeda. Ini pertama kalinya Kaname menggunakan mode Butler saat di sekolah.

Semua orang terkejut dengan perubahan 180 derajat Kaname. Apalagi para perempuan yang bersorak, melompat-lompat, dan pingsan ditempat saat Kaname melewatinya.

Saat memasuki kelas Kaname segera menyediakan kursi untuk Himeko. Sakuna dan Haruka terkejut dengan perubahan Kaname yang tiba-tiba.

"Saya undur diri Hime-sama." (Kaname)

"Sebentar!! Kaname, jangan bermesraan di kelas. Mengerti??!!". (Himeko)

Jantung Kaname seperti ingin meledak karena ketakutan. Dia tetap menjaga sikapnya sebagai pelayan Himeko.

"Baik!". (Kaname)

Kaname undur diri dan segera menuju mejanya. Haruka dan Sakuna segera menghampiri Kaname.

Sakuna khawatir dengan perubahan sifat Kaname. Sakuna tau jika Kaname adalah pelayan pribadi Himeko namun dia tidak akan menyangka jika dia harus menjadi pelayan pribadi Himeko juga di sekolah.

Haruka mencium motif dibalik berubahnya sifat Kaname. Dia sudah sering melihat mode Butler Kaname ketika dia berkunjung ke kamar Kaname dan dia tau kalau Kaname akan bebas jika diluar mansion.

"Pagi, Sakuna, Haruka." (Kaname)

Haruka merasa jijik dengan salam Kaname dalam mode Butler.

Sakuna sedikit terpesona mendengar salam Kaname dalam mode Butler.

"Sumpah jijik dengarnya." (Haruka)

Haruka menarik tangan Kaname dan menyeret Kaname ke belakang gedung olahraga.

Himeko melihat tindakan pemaksaan Haruka hanya diam dan membaca buku yang dibelikan Kaname saat ulang tahunnya.

Saat dibelakang gedung, Kaname kembali menjadi dirinya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Sakuna berusaha menenangkan Kaname. Kaname merasa sedikit tenang setelah itu.

Haruka duduk ditong bensin dan meminta Kaname menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sampai Himeko berubah menjadi diktaktor.

Mendengar penjelasan singkat dari Kaname, Haruka merasa ingin bergerak dengan menggunakan kekuatan yang dia miliki. Namun itu segera dihalang oleh Kaito yang baru datang.

"Umm Kaname… Bisakah aku ikut campur?". (Sakuna)

Kaname melihat kearah Sakuna yang khawatir kepadanya.

Dia kepikiran satu hal. Satu hal yang cemerlang yang dapat mengembalikan hak Kaname dari Himeko.

Kaname memegang kedua pundak Sakuna dengan penuh harapan. Tidak, Sakuna adalah satu-satunya harapan yang dimiliki Kaname!

"Aku tidak tahu ini akan berhasil tapi Sakuna… Jadi cemburu dan rebut lah aku dari Hime-sama!". (Kaname)

Kaito mendengar rencana Kaname. Dia tertarik dengan rencana cemerlang dari Kaname. Tapi untuk Haruka dia kurang suka dengan ide Kaname karena dia ingin merusak Himeko yang telah membelenggu sahabatnya.

"Ide yang bagus. Tapi bisakah Sakuna melakukannya?". (Kaito)

Sakuna adalah orang yang sangat pemalu dan apa yang dikatakan Kaito itu benar. Sekarang wajah Sakuna sangat merah dengan ide memalukan baginya.

Haruka beranjak dari tong bensin dan menghampiri Sakuna.

"Jadi jalan keluarnya adalah merusak hidupnya?". (Haruka)

Kaname langsung berdiri dan mengacungkan ancaman kepada Haruka jika dia melukai Himeko.

Haruka sedikit takut kalau Kaname mengancamnya karena dia tau sahabatnya itu akan sangat mengerikan jika dia sedang marah.

Sakuna juga merasa ide Kaname adalah satu-satunya cara dia dapat menyelamatkan pacarnya (bohongan). Sakuna berdiri dan memegang tangan Kaname.

"A-a-a-aku akan menahannya!! Ini juga ujian untuk menghilangkan rasa malu ku!!". (Sakuna)

Sakuna setuju dengan ide Kaname dan apa yang terjadi selanjutnya? Perempuan satu sekolah melihat Sakuna dengan tatapan membunuh.

Dari Kaname kembali ke kelas, Sakuna menggandeng tangan Kaname dengan mesra. Saat kelas dimulai, Sakuna duduk disebelah Kaname dengan mesra. Saat istirahat Sakuna mulai menyuapi Kaname namun dihentikan oleh Himeko yang terlihat sangat marah.

Kaname dengan cekatan menjadi mode Butler dihadapan Himeko.

"Kaname belikan aku roti melon sekarang—". (Himeko)

Sakuna memeluk Kaname dan seketika Kaname kembali ke dirinya biasa lagi.

"T-tidak! Waktu istirahat a-a-adalah! Waktu ku bersama Kaname!!!". (Sakuna)

Kaname ingin pingsan karena malu mendengar kata-kata Sakuna, begitu pula dengan Sakuna.

Haruka ingin tertawa terbahak-bahak namun dia tahan sebisa mungkin. Kaito juga sama namun dia tertawa diluar kelas walaupun orang-orang dikelas mendengar suara tawanya yang sangat keras.

"Kaname. Apa kau berani menantang ku?". (Himeko)

Kaname ingin kembali ke mode Butler nya tapi tidak bisa karena emosi nya sangat tidak stabil karena dipeluk Sakuna.

"M-maaf Hime-sama!! A-a-a-aku tidak bisa kali ini—". (Kaname)

Himeko memukul meja Kaname dengan sangat keras lalu dia pergi dari kelas.

"Lakukanlah sesukamu! Aku akan memberhentikan keluarga mu bekerja di mansion!!". (Himeko)

Kaname terdiam membatu melihat Himeko yang marah dengan ancaman tadi. Himeko keluar kelas, Kaname hanya terdiam dengan wajah penuh tanda penyesalan.

Dia melihat Sakuna yang merasa apa yang dia lakukan telah berlebihan. Kaname yang menyadari apa yang dilakukan Sakuna pun tersenyum kepadanya.

"Tenang saja. Hime-sama tidak akan melakukan hal sekejam itu. Aku tahu benar bagaimana Hime-sama." (Kaname)

Itu yang dia katakan. Kaname yakin apa yang dia katakan itu benar.

Namun kenyataannya tidak. Sore ketika Kaname pulang dari sekolah, dia melihat Hina yang sedang bersandar ditembok dengan 3 koper besar mengelilinginya.

"Halo orang bodoh! Aku ucapkan selamat atas perbuatan kasarmu terhadap Hime-sama!". (Kaname)

Kaname tidak menyangka jika apa yang dikatakan Himeko itu serius. Kaname bengong sebentar dan tamparan yang sangat keras tiba-tiba melayang ke pipinya. Entah berapa kali dia sudah kena tampar minggu ini. 

"Hi-Hime-sama??!". (Hina)

"Apa yang akan kau lakukan??! Kenapa wajahmu pasrah setelah aku usir??!! Apa segitu enggannya kamu tidak mau melayani ku lagi??!!". (Himeko)

Hina menjauh sedikit karena dia tahu ini masalah dua anak muda yang dimana salah satunya cinta bertepuk sebelah tangan.

"Bukan begitu, Hime-sama. Saya menyayangi anda sepenuh hati saya namun rasa sayang ini bukanlah rasa sayang laki-laki kepada seorang perempuan, melainkan rasa sayang seorang pelayan kepada tuannya. Saya menghargai perasaan anda terhadap saya namun kita berada di dunia yang berbeda. Anda dilangit sedangkan saya ditanah." (Kaname)

Menanggapi ucapan Kaname, Himeko menangis lalu mendekap erat tubuh Kaname sambil memukul-mukul dadanya.

"Bodoh… Bodoh! Kaname bodoh! Aku sangat mencintaimu namun kamu hanya melihatku sebagai majikan saja!". (Himeko)

Himeko menjauh beberapa langkah. Mengusap air matanya dengan tisu yang disediakan Hina. Lalu dia melihat mata Kaname dengan serius.

"Jika kamu bilang kita ada di dunia yang berbeda maka… Ayo kawin lari!". (Himeko)

"Heh?…" (Kaname/Hina)