Ryshaka menyandarkan tubuhnya pada kursi kerja yang kini sedang ia duduki. Hari masih tergolong pagi untuk diawali dengan kemarahan. Tapi mau bagaimana lagi, Ryshaka sangat membenci sesuatu yang tidak transparan, jika kesalahan seperti itu masih tetap dibiarkan, maka tak akan menunggu waktu lama perusahaan ini akan gulung tikar.
Ryshaka melangkahkan kakinya pada kotak pendingin yang ada di ruangannya, sebelah tangannya terulur untuk mengambil sebuah minuman beralkohol yang ada di sana.
"Red wine? Sepertinya tidak buruk juga." Gumam Ryshaka.
Ia tahu bahwa memulai hari dengan marah-marah dan juga minum alkohol adalah sesuatu paduan yang buruk, namun ia butuh sesuatu sebagai pengalih perhatian dari otaknya yang kini rasanya telah mengeluarkan asap.
Tok! Tok! Tok!
Suara pintu yang diketuk dari luar menyadarkan Ryshaka dari acara bersantainya.
"Siapapun di luar sana, kuharap kehadirannya tidak semakin membuatku kesal." Ucap Ryshaka menahan geram.