Dengan suara terdengar gugup dan terkesan malu-malu anak laki-laki itu menjawab pelan, "Namaku Bandung, salam kenal," katanya dengan suara terlalu kecil.
Beruntunglah Slovenia yang baik, memaklumi keadaan Bandung kala itu. Dia sama sekali tidak ingin memusuhinya seperti kebanyakan anak-anak lainnya. Dan semenjak perkenalan itulah keduanya menjadi akrab satu sama lain. Dan pertemanan itu perlahan-lahan berubah menjadi persahabatan yang hangat. Ditambah pula, keduanya selalu memasuki jenjang sekolah yang sama setidaknya sampai sekolah menengah pertama.