"Di situlah kebiasaan burukmu itu. Kau sama sekali tidak ingin melibatkan orang terdekatmu ketika kau berada di dalam kesusahan. Aku tahu kau mencoba untuk melindungi kami berdua, agar tidak terlibat lebih jauh dari semu masalahmu. Hanya saja dengan menjadi seperti itu kau benar-benar egois." Bangkok menatap teman dekatnya itu dengan wajah kecewa, "dengan kata lain kau tidak pernah percaya pada kami dan sengaja menanggung semua itu sendirian," lanjutnya.
"Aku tidak pernah bermaksud seperti itu pada kalian," balas Bandung dengan suara kecil. Dia mulai merassa menyesal karena selama ini, ia pikir ia sudah melakukan hal yang benar.
"Lantas apa kau ingin menamai perbuatanmu ini sebagai perbuatan mulia? Maksudku kau merasa bangga karena berhasil membuat kami semua menjadi tidak mengetahui semua masalah yang tengah kau pikir seorang diri?" cerocos Manila tidak sabaran. Tidak seperti biasanya, Manila yang tenang dan kerap kali bersikap dewasa berubah menjadi sosok yang cerewet.