Beijing menaikkan bahunya. "Mungkin saja iya. Aku tidak tega jika melihat sebuah tamale, terlihat menyedihkan ketika membunuh muridnya sendiri. Berterima kasihlah padaku karena aku sudah mengasihani dirimu," ujar Beijing dengan gaya bicara yang tidak sopan.
"Apa kau mencoba untuk mengancamku?" Mr Meksiko menyipitkan matanya dan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat mengintimidasi.
"Entahlah. Namun Anda terlihat seperti sangat ketakutan sekarang. Wajah tanpa ekspresi itu sebenarnya tengah menyembunyikan rupa yang penuh rasa ketakutan di sana," ucap Beijing sembari menurunkan pistol tersebut secara pelan-pelan dari kepalanya.
Mr Meksiko menatap Beijing lekat-lekat lalu mengeluarkan beberapa patah kata yang nyaris tidak terdengar sama sekali.
Beijing yang mendengar beberapa patah kata tersebut, tersenyum tipis. Dia lalu mendekat pada Mr Meksiko lalu berbicara di depan wajah laki-laki dewasa tersebut dengan suara yang tidak kalah pelan.
"Mati."
***s