Semenjak itulah Washington yang penasaran dengan kebiasaan ayahnya tersebut mulai coba-coba mengikuti pola kecintaan ayahnya tersebut terhadarp coklat. Secara pelan namun pasti, anak laki-laki itu mendapat kebiasaan untuk menyantap cokta untuk menghilangkan stress yang ia miliki. Dan kebiasaan itu juga sempat ditegur ibunya yang tidak menyukai Washington terlalu banyak mengkonsumsi coklat karena dianggap tidak baik untuk kesehatan gigi sekaligus gula darah.
"Krauk … nyam … nyam … nyam …." Washington mendecap berkali-kali mendapati coklat garing itu masuk ke dalam mulutnya dan meleleh serta menyatu di aas permukaan lidahnya. Rasa manis tersebut pun mulai direspon ole sistem syaraf otaknya, dan seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya, rasa coklat itu mampu untuk membuatnya merasa tenang dan lega.