Bangkok merangkul Manila dan langsung menatapnya dengan tatapan berbinar, dia seolah meminta pada teman dekatnya itu untuk menyetujui tawaran Bude Surti.
"Bukankah kau itu paling jago menyanyi lagu balada? Sayang sekali kalau kau tidak menunjukkan kemampuan bernyanyimu itu. Suaramu itu mampu menggetarkan jendela kamar mandiku lho," puji Bangkok yang lebih terdengar seperti ejekan.
"Jangan sampai aku menghancurkan wajahmu di sini!" Manila menatap Bangkok dengan ekspresi wajah menakutkan.
Buru-buru Bangkok mengatupkan mulutnya. Jika Manila sudah sampai memasang ekspresi wajah seperti itu tandanya dirinya sudah sangat marah. Melihat tanda-tanda tersebut Bangkok sudah tidak berani mendekat padanya.