•note : tak ada yang namanya kebetulan. Termasuk pertemuan awal aku dan kamu waktu itu. Semua sudah tersusun dalam scenario kisah kita, yang kemudian akan menjadi sebuah buku dengan ending yang masih di rahasiakan oleh takdir.
"Gue heran sama, Lo, Ca. Kenapa suka banget buat gue khawatir, sengaja apa gimana?" decak Anka sambil membereskan kotak P3K setelah mengobati luka di lutut Caca akibat terjatuh di lapangan saat berlari mengejar bola volley yang keluar akibat pukulan dari lawan main.
Caca cemberut, akhir-akhir ini Anka lebih sering ngomel dan marah-marah. Salah sedikit ia melakukan kesalahan udah di semprot habis.
"Kamu kayak emak-emak, deh! Banyak omong!" dengusnya.
Anka mendongak, menatap Caca dengan tatapan tajam.
"Apa Lo bilang?!"
Gadis itu menyengir kuda, "hehe, nggak kok!" geleng nya.
Anka memutar bola matanya malas, ia banyak omong juga karena gadisnya itu. Kalau saja Caca mendengarkan ucapannya pasti gadis itu aman dan sehat-sehat saja.