•note: butuh bukti? Datang saja pada pengadilan cinta. Otomatis tidak akan ada pembelaan untuk kamu yang menolak cintaku.
Wendy menggebrak meja Caca, gadis itu menatap Caca dengan tatapan tidak suka.
"Kenapa, Wen?" tanya Caca tenang, dia tidak terpancing emosi.
Wendy memicingkan matanya, "kapan sih Lo pindah dari sekolah, ini?" tanyanya balik.
Caca menyergitkan dahinya. Maksud Wendy apa? Pikirnya.
"Kamu kayaknya pingin banget ya aku, pindah?"
"Banget! Lo tuh nggak cocok di sini!" jawabnya tanpa ragu dan tanpa memikirkan perasaan Caca juga yang dulunya adalah sahabat sejatinya.
Caca tidak marah ataupun kesal, dia malah menanggapinya dengan tersenyum tipis.
"Aku nggak mau, di sini tempat aku, Wen," gelengnya.
Wendy memutar bola matanya malas, "Lo udah di benci, di sini! Jadi dari pada Lo di bully terus-terusan, mending pindah aja!"
Menyadari jika ada sesuatu yang Wendy tutupi dari sikapnya selama ini. Caca jadi tertawa, owalah... Ternyata maksud Wendy seperti ini toh...