•note: aku memang bukan yang terbaik ,tapi aku bisa membuatmu menjadi lebih baik.
Anka Saputra, panggil saja dia Anka. Laki-laki tampan bak dewa Yunani berjalan di koridor bersama dengan dua temannya.
Tak ada kata rapi sama sekali dari penampilan ketiganya. Baju di keluarkan, tidak memakai dasi serta rambut yang acak-acakan. Namun hal itu tidak membuat ketampanan mereka luntur sama sekali dan malah menambah damage yang luar biasa.
"Boleh nggak sih kepedean?" tanya Galih.
"Paan?" sahut Kelvin, sebenarnya laki-laki itu tidak penasaran, tapi ya tidak masalah kalau mau menyenangkan hati temannya itu, daripada di bacotin kan? Tau lah Galih anaknya gimana.
"Gila! Gue ganteng banget, Cok. Sampai cewek-cewek pada teriak-teriak di sana," tunjuknya pada sekumpulan siswi-siswi yang ada di koridor seberang, mereka terlihat heboh ketika Galih menunjuk mereka.
Tentu saja mereka menyoraki dan memuji ketampanan dari Anka, Galih dan Kelvin. Secarakan mereka bertiga adalah the most wanted SMA Rajawali.
"Kaya baru pertama kali aja lo Gal, Gal," dengus Kelvin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya kan bangga aja gitu di teriakin heboh kayak gitu sama ciwi-ciwi," kekehnya seraya melambaikan tangannya pada para gadis-gadis pemuja ketampanan mereka.
Anka? cowok itu hanya diam saja, bodo amat dengan kepopuleran. Ia datang di sini cuma untuk sekolah dan bolos, soal wanita hanya ada Nabila di hatinya. Bucin sekali, ya kawan-kawan?
"Tapi kayaknya kebanyakan dari mereka, para fansnya Anka deh," ujar Kelvin. Ya memang benar, dari seluruh populasi perempuan di SMA Rajawali, rata-rata menyukai Anka si tampan namun cuek.
"Iya sih, tapi kan ada lah dikit yang fans sama gue," jawab Galih. Kelvin mah orang kepedean dikit masa nggak boleh sih.
Kelvin menye-menye mengejek sahabatnya itu. Kalau saja Galih bukan teman sama TK nya, mungkin laki-laki itu sudah ia tendang ke Mars.
Ketiganya masuk ke dalam kelas, tak ada satupun siswa yang datang sepagi ini kecuali mereka bertiga.
"Kayaknya kita kerajinan, ya?" kekeh Galih seraya menyimpan tasnya di atas meja.
Anka dan Kelvin duduk berdua, sementara Galih duduk sendiri di belakang meja Bima yang depannya meja Anka dan Kelvin.
Saat ini, ketiganya masih duduk di kelas 11 IPS 1. Jadi masih belum ada kuasa besar yang mereka pegang di sekolah ini.
"Ya," jawab Kelvin malas, sementara Anka memilih diam dari tadi karena baginya, tidak penting menjawab setiap pertanyaan konyol dari Galih.
"Eh, pas pulang semalam dari nonton balapan gue ada lihat Nabila, loh," ujar Galih lagi. Mendengar nama Nabila disebut, Anka langsung menoleh kebelakang menatap Galih dengan penasaran.
"Iya, dia kemarin pulang bareng Raja, nggak tahu habis dari mana,"
Anka menghela nafas kecil, semudah itulah Nabila melupakannya? Sementara dirinya masih tersiksa di sini dengan perasaan cinta yang masih sama.
"Udah sih An, lupain aja lah! Lo juga udah punya Caca, jadi fokus sama dia," timpal Kelvin.
Caca? Anka tidak yakin bisa menerima gadis itu dengan baik. Gadis itu terlalu agresif hingga membuatnya sangat risih, lagian hubungan mereka juga bisa terwujud karena papanya yang meminta dirinya menerima perjodohan konyol itu.
Laki-laki tersebut memilih diam lalu duduk dengan benar menatap papan tulis di depannya. Posisi duduk mereka ada di bagian pojok paling belakang sebelah kanan, sangat strategis untuk tidur dan ngobrol jika bosan dengan materi yang di sampaikan guru.
"Mungkin saat ini lo belum bisa nerima Caca, tapi gue yakin lo pasti bisa buka hati untuk dia. Emang gak harus sekarang An," nasihat Kelvin. Hanya dengan Galih dan Anka saja laki-laki itu mau berbicara panjang atau terbuka. Sementara dengan teman-temannya yang tidak begitu akrab, ia sangat kalem dan cuek.
"Gue nggak bisa Vin," ucap Anka pelan seraya menggeleng kecil.
Mau gimana lagi? Memaksa cowok itu agar mau? Percuma! Biarkan waktu saja yang bermain.
Sementara seorang gadis yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek berlarian di koridor dengan raut wajah senang serta cengiran khasnya. Gadis itu melambaikan tangannya menyapa para siswa-siswi yang melewati koridor kelas 11.
Entah apa yang membuat gadis itu terlihat senang, yang pasti ada seorang gadis lagi yang berlari mengejarnya.
"CACA WOE!!!" teriaknya.
Gadis yang bernama Caca menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, "ih Wendy, lama banget sih kamu!" sungutnya sambil berkacak pinggang.
Gadis yang bernama Wendy itu menatap Caca dengan tatapan malas, "kenapa sih, senang banget kayaknya?"
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan untuk ke kelas mereka yang paling belakang. Biasa anak jurusan bahasa.
"Lo udah ngerjain tugas belum sih?" tanya Wendy.
Caca menggeleng cepat, "belum hehe...,"
Bisa-bisanya masih sempat tersenyum, ya? Yang lain pasti pada panik dan khawatir jika tidak punya waktu untuk ngerjain tugas atau menyalin punya teman.
"Hadeh... Lu nggak takut apa dimarahin dan dihukum sama guru?"
Caca menggeleng, "buat apa takut? Yang penting aku udah jujur kalau aku beneran nggak kerjain, karena emang aku nggak paham cara jawabnya."
Wendy berdecak, "terserah Lo lah Ca!" katanya kemudian berjalan mendahului Caca.
Siapa sih yang enggak kesel kalau punya temen yang tidak mau bertanya jika dia tidak ngerti sesuatu?
"Ih Wendy tungguin! Kamu mah main tinggal-tinggal aja!" gadis itu pergi menyusul Wendy dengan berlari cepat.
Wendy Cantika, gadis manis yang punya lesung pipi itu memang cukup terkenal di SMA Rajawali, karena kecantikannya sekaligus bisa masuk ekskul cheers. Anak cheers mana yang tidak cantik? Semuanya rata-rata primadona alias incaran para lelaki.
Tapi meskipun begitu, Wendy tidak pernah sombong pada teman-temannya seperti anak cheers yang lain. Dia tetap ramah hingga banyak yang menyukai gadis itu.
Dan jangan lupakan! Wendy adalah teman baik Caca sejak masih duduk di bangku SD.
Sementara Caca mengambil ekskul batminton. Gadis itu sangat suka olahraga yang berhubungan dengan bola seperti, batminton, volly, basket, bola kaki dan sebagainya.
Katakan saja Caca ini penyuka olahraga, bahkan pernah gadis itu menggantikan salah satu pemain volly wanita untuk mengikuti turnamen antar sekolah ketika salah satu pemain tidak bisa hadir.
Hebat dan banyak bakat memang dibidang olahraga, maka dari itu Caca sangat aktif berlari kesana kemari tanpa mengeluh kecapean.
Banyak yang menyukai gadis itu tapi sayang, di matanya hanya ada Anka, Anka dan Anka. Cowok modelnya gimana sih yang belum pernah Caca tolak hanya untuk menjaga hati seorang Anka Saputra?
Berbeda dengan Wendy, Caca cukup banyak yang tidak menyukai gadis itu karena sifatnya yang terlalu ceria dan berisik. Tapi itu di kalangan para siswi saja, tapi di kalangan siswa laki-laki mah, suka-suka aja malah dipuji lucu Caca nya.
[Sudah direvisi✓]