Napas Boby terengah-engah, dan dia mencondongkan tubuh ke depan, meletakkan dahinya di salah satu anak tangga saat kekuatan mengalir keluar darinya seperti darah dari aorta yang terpotong. Matanya perih, menutup meskipun Boby tidak menginginkannya, dan kebutuhan yang luar biasa untuk berbaring—walaupun hanya untuk sementara—membebani tubuh Boby, membuatnya tenggelam ke dalam kayu yang dipoles yang berbau semacam produk konservasi dan kotoran. Dia tenggelam ke dasar dunia.
Hound tidak mengizinkannya. Anjing itu meraih lengan baju Boby dan menariknya dengan kejam, memaksa Boby untuk tetap membuka matanya. Di sudut pendaratan berdiri jam kakek tinggi yang Boby yakin belum pernah ada di sana sebelumnya.