"Perkenalkan, nama ku Izumi Tomori, senang bertemu dengan kalian."
"Hei, dia cantik sekali ya."
"Tidak hanya cantik, ku dengar dia juga memiliki kapasitas sihir yang besar!"
"Bukan hanya kapasitas sihirnya yang besar, tapi itu nya juga besar!"
"Duduklah dengan tenang! selanjutnya kau!"
"Nama ku Tooru Igasaki, senang bertemu dengan kalian."
"Tooru Igasaki, Izumi Tomori, sebenarnya ada apa dengan orang tua kalian!? kenapa mereka memberikan nama yang sulit untuk kalian?"
Setelah semua murid memperkenalkan diri, mereka di suruh untuk berkumpul di lapangan, untuk menguji ketahanan fisik dan kemahiran dalam sihir.
"Lari lah berkeliling lapangan ini sebanyak 20 kali! dan untuk wanita hanya perlu 9 kali."
"Hah!? yang benar saja, kami mana sanggup bisa berlari selama itu!?"
"Iya, bukannya itu terlalu banyak."
"Oh ya? sayang sekali, padahal jika kalian sanggup melakukannya, aku akan mentraktir kalian sepuasnya. Tetapi! kalian harus berlari berkeliling lapangan terlebih dahulu, jika kalian tidak mau, aku tidak akan mentraktir kalian."
Lalu mereka semua pun mulai berlari mengelilingi lapangan, laki-laki lainnya hanya bisa 10 sampai 12 kali, sedangkan perempuan hanya bisa sampai 6 sampai 7 kali.
Hanya Tooru dan Izumi yang sudah berhasil menyelesaikannya.
"Yang benar saja! apa mereka ini monster!?"
"Hebat, mereka hebat sekali!"
"Tooru, sudah cukup."
"Ada apa guru?"
"sudah cukup, kau sudah melewati lebih 20, sepulang sekolah aku akan mentraktir kalian."
"Kami tidak ingin di traktir, guru cukup memberi kami uang saja."
"Cih, dasar mata duit an, terserah apapun itu, baiklah selanjutnya guru Elena yang akan mengajari kalian cara menggunakan sihir dengan benar."
"Akhirnya! aku bisa belajar menggunakan sihir" ucap Izumi dalam hati.
"Baiklah anak-anak, hal yang pertama kalian lakukan untuk memunculkan sihir adalah, dengan memfokuskan sihir kalian pada satu titik, lalu menyebutkan mantra nya"
Lalu guru Elena menyebutkan mantra sihir api.
"Wahai roh api, jawab lah panggilan ku, bakar mereka yang berdosa hingga menjadi abu, Absolute Fire!"
Lalu muncul sebuah api di di tangan guru Elena.
"Sekarang, kalian coba lah"
Izumi pun mencoba apa yang seperti guru Elena lakukan, tetapi karena dia malu mengucapkan mantra seperti itu, dia pun tidak mengucapkan mantra nya.
"Fokus lah, fokus. Fokuskan pada satu titik, Fokuskan lah!"
Lalu Izumi membayangkan api yang muncul karena kayu yang terbakar. Sebuah api pun muncul di tangannya.
"Akhirnya aku berhasil!"
"Wah! bagaimana cara mu melakukannya tanpa menyebutkan mantra?"
"Aku pun tidak tau, mungkin ini hanya kebetulan"
Murid murid lain berhasil melakukannya, kecuali Tooru. Ketika Tooru mencoba memakai sihir tanpa mengucapkan mantra, yang muncul hanyalah percikan api.
"Hahahaha, apa kau hanya bisa mengeluarkan percikannya, Tooru?"
"Diam lah! aku sedang berkonsentrasi"
Lalu terdengar suara lonceng.
"Ah, sudah waktunya ya. Baiklah semuanya, kita akhiri sampai di sini, sampai bertemu lagi di sekolah besok hari"
"Baik!"
.......
Ketika hari sudah mulai gelap, Izumi melihat Tooru yang sedang berlatih sihir di belakang asrama.
"Sialan! kenapa hanya aku yang tidak dapat menggunakan sihir seperti yang lainnya, tidak seperti Izumi, dalam percobaan pertama saja dia sudah berhasil mengeluarkan sihir tanpa memakai mantra, tidak seperti ku, dasar sialan!"
Izumi lalu muncul di belakang Tooru
"Mau sampai kapan kau mengeluh!? dasar kepala kosong"
"Siapa yang kau sebut kepala kosong!? dasar gorila! eh ... sejak kapan kau ada di sini!?"
"Sejak kau menyadari perbedaan level di antara kita"
"Jangan hanya karena aku tak bisa menggunakan sihir sama sekali kau menjadi sombong begitu"
"Bukannya sombong, tapi itulah kenyataannya, bahwa aku jauh lebih hebat dari mu."
"Tidak, tidak, tidak. Kau pasti berlagak sombong hanya karena aku tak bisa menggunakan sihir sama sekali."
"Terserah apa katamu, H-hei. Tooru!"
"Ada apa?"
"J-jika mau, aku bisa mengajari mu cara menggunakan sihir dengan benar."
"Sungguh!? kau baik juga ya, Izumi."
"J-jangan salah paham dulu, aku hanya membantu mu sebagai teman, b-bukannya sudah wajar bagi teman untuk saling membantu satu sama lain."
"Hei Izumi, apa kau merasa kita melupakan sesuatu?"
"Apa maksudmu?"
"Aku merasa, kita melupakan sesuatu yang sangat penting."
"Kurasa kau benar, aku juga seperti melupakan sesuatu yang begitu penting."
"Sial! kita melupakan uang yang di janjikan guru Erika!"
"Sialan! kenapa kita bisa sampai melupakan hal sepenting itu!?"
"Padahal itu kesempatan yang bagus untuk membeli bahan makanan untuk malam ini."
"Mau bagaimana lagi? untuk sekarang. Mari kita berburu! "
Lalu mereka pun menuju ke hutan yang ada di belakang asrama. Ketika di hutan, mereka melihat seekor beruang besar yang memiliki tanduk di kepalanya. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung menyerang beruang tersebut menggunakan pisau dapur, beruang itu sempat melakukan perlawanan tetapi Tooru dan Izumi langsung menusuk bagian lehernya, lalu beruang itu seketika mati.
"Bagus! sekarang aku akan mengulitinya, Izumi, bisa kah kau mencari kayu bakar si hutan?"
"Serahkan pada ku!"
Tooru lalu menguliti beruang tersebut, dan mengambil tanduk yang dari kepala beruang tersebut.
Izumi lalu datang membawa banyak kayu bakar dari hutan tersebut.
"Bagaimana cara kita memasaknya? bukannya daging beruang sangatlah alot?"
"Aku akan memotongnya setipis mungkin, lalu tinggal panggang menggunakan api dari kayu bakar ini."
"Kalah tidak salah, bukannya kamar kita memiliki dapur?"
"Ah, kau benar. Izumi, bantu aku membawa kulit dan daging beruang ini."
"Untuk apa kau membawa kulit beruang."
"Kulit beruang bisa di jual dengan harga yang tinggi bukan, Itu lumayan untuk mencari modal."
"Kau benar juga, ayo! tunggu apa lagi, mari kita bawa hasil buruan kita hari ini!"
Ketika mereka membawa hasil buruan mereka, para penghuni asrama itu heran dengan apa yang sedang mereka bawa.
Izumi lalu meletakkan kayu bakar yang dia kumpulkan tadi di dalam tungku, lalu menyalakannya dengan sihir nya.
Ketika mereka melihat-lihat isi lemari yang ada di dapur, mereka menemukan banyak sekali rempah-rempah dan bahan-bahan untuk memasak.
"Tak ku sangka, ternyata di dalam lemari ini penuh dengan bahan-bahan untuk memasak."
"Baguslah, dengan ini aku bisa membuat bumbunya."
"Aku akan membukakan jendelanya."
"ngomong-ngomong Izumi, kapan kau akan mengajari ku cara menggunakan sihir?"
"Itu mudah, yang kau perlukan hanyalah membayangkannya."
"Membayangkan? membayangkan apa?"
"untuk sekarang cobalah untuk mengarahkan tanganmu ke depan, lalu bayangkanlah kayu yang terbakar oleh api."
Lalu sebuah api muncul di tangan Tooru.
"Wah, ternyata kau benar, akhirnya aku bisa menggunakan sihir! lalu bagaimanakah cara memadamkan api ini?"
"Aku juga tidak tau."
"Izumi! tolong padamkan api ini! tolong aku."
Izumi lalu langsung menyemburkan air kepada Tooru.
"Terimakasih, Izumi."
.......
"Sekarang, aku hanya perlu memanggangnya."
Ketika mereka memanggang daging beruang tersebut, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Tooru pun membuka pintu kamar nya.
"Ah ... ternyata kau ya, Kurt. apa yang kau lakukan di sini?"
"Yah, aku kebetulan mencium aroma yang sangat sedap di sekitar sini, lalu aku pun mengikutinya."
"Itu berarti, apa kau tinggal di asrama ini?"
"Apa kau tidak tau? aku kan tinggal di sebelah kamar mu."
"Huh!?"
Izumi lalu mendatangi Tooru untuk melihat siapa yang datang.
"Oh, ternyata Kurt ya, kebetulan sekali."
"Ada apa?"
"Yah, sebenarnya kami baru mendapatkan seekor beruang yang cukup besar waktu kami berburu, tapi beruang itu agak aneh, dia memiliki sebuah tanduk di kepalanya."
"Kau bilang beruang itu memiliki tanduk?"
"Ah ... iya, memangnya kenapa?"
"Itu bukanlah beruang biasa! itu adalah gopholbos, hewan itu sangatlah langka dan berbahaya, jika di jual, kalian bisa mendapatkan uang yang sangat banyak!"
"Sungguh!? di mana aku dapat menjual kulit dan tanduknya?"
"Aku memiliki kenalan yang Kebetulan pandai dalam urusan perdagangan, besok aku akan mengantar kalian ke tempatnya."
"Baiklah, untuk sekarang mari masuk, kami tidak mungkin bisa menghabiskan daging gopholbos, ah apalah itu, ngomong-ngomong di mana Alice?"
"Alice sudah tertidur nyenyak di kamar nya."
.......
besok paginya mereka di bawa ke tempat kenalan Kurt, yaitu tuan Feliks.
"Tooru, Izumi, perkenalkan. Dia adalah tuan Feliks."
"Perkenalkan, aku Feliks Gladimor. Jadi, apa yang membawa kalian kemari? anak muda?"
"Ah, sebenarnya kami ingin menjual kulit dan tanduk hewan gop-hol-bos?"
"Kau bilang kau menemukan gopholbos!?"
"Aku akan sangat senang jika kau menjualnya pada ku."
"Kami memang mau menjualnya kepada mu paman."
"Dengan senang hati aku akan membelinya, berapa kalian akan menjualnya?"
"Ah ... itu terserah paman saja, kami akan menjualnya kepada paman berapa pun harganya."
"Kalau begitu, aku akan membelinya sebanyak 50 keping emas."
"Apa!? sebanyak itu?"
"Ada apa? apa itu masih kurang?"
"Tidak, tidak, tidak. Ini sudah lebih dari cukup."
"Hei Tooru, apa kita tidak akan terlambat pergi ke academi?"
"Ah ... kau benar!"
"Santai saja, aku akan mengantar kalian ke academi menggunakan gerbang sihir."
Ketika Kurt ingin menggunakan gate nya, mereka mendengar suara ledakan dari academi Zestela.
"Apa itu!?"
"Cepat, kita harus bergegas! academi Zestela mungkin sedang dalam bahaya!"
Bersambung.....