"Ini gawat! academi Zestela mungkin sedang dalam bahaya!"
Mereka lalu bergegas masuk ke dalam gerbang sihir milik Kurt. Sesampainya mereka di sana, mereka melihat ada sebuah lubang besar yang tiba tiba muncul di tengah academi Zestela,dari dalam lubang itu, muncul seekor monster besar yang memiliki sayap naga dan berkepala singa, para murid di sana berlarian kalang kabut, berusaha menyelamatkan diri mereka masing-masing.
"Tooru, Izumi. Kalian mundur lah, kami dan para guru akan mengurus ini, carilah tempat aman untuk berlindung!"
"Tidak, kami akan ikut membantu!"
"Kalian tak akan bisa melawannya, dia bukan lah tandingan kalian!"
"Tapi..."
"Kalian mundur saja! kalian hanya akan menghambat ku."
Kurt lalu terbang untuk menyerang monster tersebut, guru-guru dan bala bantuan pun juga ikut menyerang itu.
Izumi! ayo cari tempat yang aman untuk berlindung!"
"Tidak, kau pergilah Tooru, aku akan membantu mereka."
"Apa kau gila!? kau belum belajar banyak sihir sama sekali kecuali sihir api itu, apinya pun masih kecil, mana mungkin api sekecil itu bisa melukai monster sekuat itu!?"
"Kalau begitu tinggal besarkan apinya bukan!?"
"Huh!?"
"Jika aku menggunakan sebuah api yang besar, monster itu pasti akan terluka bukan?"
"Benar juga, tapi bagaimana kau bisa terbang di udara? kita sama sekali belum di ajarkan untuk terbang di udara!"
"Kita tidak akan tau sebelum kita mencobanya."
Izumi lalu membayangkan dirinya bisa terbang di udara dengan sesuka hatinya, Tiba-tiba Izumi merasa tubuhnya terbang di udara.
"H-hei, bagaimana kau bisa melakukannya!?"
"Akan ku jelaskan nanti, kau cari saja tempat berlindung!"
Izumi lalu terbang menghampiri monster tersebut, lalu menembakkan bola-bola api kepada monster tersebut.
"Izumi!? apa yang sedang kau lakukan di sini? bukan kah sudah ku bilang untuk mundur dan mencari tempat untuk berlindung?"
"Aku tidak akan berdiam diri seperti seorang pengecut, aku akan ikut membantu kalian!"
"Terserah kau saja, tapi kalau terluka jangan salahkan aku."
"Tidak akan!"
Di bawah, Tooru sedang mencari sebuah senjata di gudang persenjataan yang tidak di jaga oleh siapapun. Di dalam, dia menemukan sebuah pedang yang cukup besar namun ringan, dia lalu bergegas untuk membantu Izumi. Namun karena dia tidak bisa terbang, dia teringat kata-kata Izumi ketika mengajarkannya sihir api, Tooru lalu membayangkan dirinya bisa yang melayang di udara sesuka hatinya, namun cara itu tidak berhasil seperti yang di bayangkan nya. Akhirnya Tooru hanya bisa menyaksikan mereka bertarung melawan monster itu dari bawah.
"Izumi, dimana Alice!?"
"Alice mungkin sedang menyuruh para warga yang berada di dekat sini untuk segera berlindung di tempat yang aman."
"Begitu ya, aku akan melenyapkan makhluk itu dalam sekejap, tetapi aku memerlukan waktu, bisa kah kau mengulur waktu untuk ku?"
"Serahkan pada ku!"
..........
Di bawah, Tooru sedang mencari cara untuk melenyapkan monster itu Dia mendekat ke lubang, tempat awal monster itu muncul. Di tengah lubang besar itu, dia melihat ada sebuah bola kristal yang melayang di tengah lubang tersebut.
"Apakah, ini adalah inti dari makhluk tersebut? terserah lah, aku akan menghancurkannya."
Tooru lalu melompat ke tengah lubang itu, lalu menebas bola kristal itu hingga terbelah menjadi dua dengan menggunakan pedang yang dia temukan di gudang persenjataan. Ketika bola kristal itu hancur, monster itu seketika terhisap ke dalam lubang besar itu.
..........
Di atas, orang-orang kebingungan dengan apa yang sudah terjadi.
"Apa yang terjadi!?"
"kenapa monster itu terhisap ke dalam lubang itu?"
"Hei lihat, siapa di sana?"
Di sana terlihat Tooru yang sedang melayang di udara, bola kristal yang tadinya terbelah menjadi dua, menjadi satu kembali, ketika Tooru mendekati bola kristal itu, seketika bola kristal itu menghantam dadanya, Tooru lalu terpental sangat jauh dari situ.
"Tooru!"
Izumi lalu bergegas menghampiri Tooru untuk menolongnya.
"Tooru, bertahanlah!"
"Izumi, bagaimana keadaan Tooru?"
"Dia sedang tak sadarkan diri, kita harus segera menolongnya!"
"Bawa lah dulu dia ke tempat yang aman, aku akan memanggil Alice."
..........
"D-dimana aku?"
"Tooru, akhirnya kau sadar."
Izumi tiba-tiba langsung memeluk Tooru
"I-Izumi!? a-apa yang kau lakukan!?"
"Kau membuat ku khawatir, lain kali jangan bertindak seenaknya!"
Tiba-tiba, Kurt dan Alice datang ke ruangan mereka untuk menjenguk Tooru, mereka lalu melihat Izumi yang sedang memeluk Tooru.
"Wah, sepertinya, kita datang di waktu yang salah, Alice."
"Kau benar, lebih baik kita tinggalkan mereka berdua terlebih dahulu."
"I-ini tidak seperti yang kalian pikirkan, k-kalian salah paham!"
"Baiklah, Tooru, kami akan datang lain kali."
"Kalian bermesraan saja dulu."
"Sudah ku bilang, kalian hanya salah paham!"
"Tooru, ada apa dengan mata kiri mu!?"
"Mata ku? memangnya, ada apa dengan mata ku?"
"Lihatlah sendiri!"
Tooru lalu melihat ke arah cermin dan melihat mata kirinya berubah menjadi hitam secara keseluruhan, pupilnya mengecil dan berubah warna menjadi merah.
"A-ada apa dengan mata kiri ku!?"
"Tooru, ada apa dengan mata mu!?"
Tiba-tiba, ada seseorang yang mengetuk pintu dari luar, Izumi lalu membukakan pintu untuk melihat siapa yang ad di luar.
"Oh ternyata itu anda ya, guru Erika."
"Izumi, apa Tooru ada di dalam?"
"Tooru, sedang beristirahat di dalam, masuk lah."
Ketika guru Erika masuk, dia terkejut ketika melihat mata kiri Tooru.
"Tooru, apa yang terjadi dengan mata kiri mu!?"
"Aku pun juga tidak tahu, ketika aku bangun, mata ku tiba-tiba sudah jadi seperti ini, apa guru tahu apa yang terjadi dengan mata ku?"
"Jika aku tahu, maka aku tidak akan bertanya pada mu."
"Oh, benar juga, hehe maaf."
"Namun setahu ku, mata mu itu sangat mirip dengan mata para iblis."
"Mata para iblis?"
"Dulu ketika aku masih muda, aku pernah bertarung melawan pasukan iblis, mata kiri mu itu sangat mirip dengan mata para iblis, jadi lebih baik kau menggunakan penutup mata atau semacamnya, itu pun kalau kau masih sayang kepada nyawa mu."
"Memangnya, kenapa jika aku tidak memakai penutup mata?"
"Mereka akan mengira kau iblis, kau bisa saja dibunuh oleh para pemburu iblis."
"B-baiklah!"
"Sekarang lupakan itu, aku ke sini untuk memberitahu mu."
"Soal apa?"
"Tooru Igasaki, kau di hukum karena telah mengambil senjata sari gudang persenjataan tanpa izin!"
"Apa!? tapi aku kan sudah membuat monster itu kembali ke asalnya!"
"Peraturan tetaplah peraturan! mulai sekarang, kau di larang keluar dari ruangan mu selama 5 hari!"
Guru Erika lalu pergi meninggalkan mereka semua.
"Tooru, kau sebaiknya beristirahat saja."
"Itu benar, kami akan kembali ke sini besok hari, untuk membawakan makanan dan minuman untuk mu."
"Itu tidak perlu, aku yang akan mengurus orang ini, kalian santai saja."
"Terima kasih Izumi, maaf merepotkan mu."
"T-tidak perlu berterima kasih, aku hanya merasa kasihan pada mu, dan juga, aku tak ingin membuat Kurt dan Alice repot hanya karena mu."
"Wah, wah. Sepertinya ini mulai menarik."
"Kau benar."
..........
Keesokan harinya, Tooru terbangun dari tidurnya karena mencium aroma yang sangat lezat, aroma yang lezat itu berasal dari dapur, Tooru lalu langsung berjalan ke arah dapur. Di dapur, Tooru melihat Izumi yang sedang memasak untuk Tooru.
"Selamat pagi, Izumi."
"Ah, ternyata kau sudah bangun."
"Aku terbangun karena mencium aroma yang lezat datang dari sini, dan ternyata itu kau ya, kau sedang memasak apa memangnya?"
"Aku sedang memasak sup, Tunggulah sebentar, sebentar lagi sup nya akan masak."
Tooru lalu mendekat dan melihat sup yang sedang Izumi masak.
"Sepertinya ini akan sangat lezat."
"A-aku tidak yakin dengan itu, karena aku memasaknya dengan bahan seadanya (d-dia terlalu dekat!)"
"T-Tooru, bisa kah kau sedikit menjauh? aku tak bisa memasak bila seperti ini."
"Ah, maaf."
"Tooru, mata mu masih sama seperti kemarin, mata mu tidak kembali seperti semula."
"Ya begitulah."
"Bagaimana perasaan mu dengan mata baru mu itu? apa kau merasa penglihatan makin tajam? atau yang lain?"
"Entahlah, aku tidak merasakan apa-apa untuk sekarang."
"Ah, sup nya sudah matang, ayo kita makan."
"Apa ini? daging ayam? darimana kau mendapatkannya?"
"Pagi-pagi sekali aku pergi ke hutan untuk berburu beruang, tapi karena aku tak menemukannya , jadi aku memakai daging ayam sebagai penggantinya."
"Oh begitu ya, tapi ini benar-benar lezat!"
"S-syukur lah kau menyukainya, Tooru, aku akan pergi ke academi terlebih dahulu."
"Baiklah, Selamat jalan."
Izumi lalu meninggalkan Tooru sendirian di ruangannya.
"Baiklah, sekarang apa yang akan ku lakukan?"
Tooru lalu melihat ke luar jendela, di situ, dia melihat ada seseorang yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Tooru tidak memedulikan orang itu, tiba-tiba, orang itu langsung menghilang dari pandangan Tooru, orang itu lalu tiba-tiba muncul di belakang Tooru dan langsung ingin menusuk dada Tooru dengan menggunakan sebuah pedang. Karena pergerakan orang itu terlalu cepat, Tooru tak sempat menghindar, dia mengira dia akan mati karena di bunuh oleh orang itu, ketika pedang itu hampir mengenainya, orang itu tiba-tiba berhenti bergerak
"A-ada apa ini!? kenapa orang ini tidak bergerak!?"
Tooru lalu segera menjauh darinya, ketika Tooru menjauh, orang itu kembali bergerak lagi, orang itu dengan cepat mengarahkan pedangnya kepada Tooru, tetapi Tooru melihat orang itu dengan gerakan yang sangat lambat, Tooru jadi mudah untuk menghindari serangannya. Tooru mengambil pisau yang ada di dapur, dan selalu menangkis serangan orang itu, Tooru lalu membuat pedang orang itu terlempar jauh ke luar jendela.
Karena sudah tak memiliki senjata, orang itu lalu kabur dengan melompat melalui jendela.
"Untung lah dia sudah pergi."
Penjaga yang berjaga di depan ruangan Tooru tiba-tiba langsung masuk ke dalam dan bertanya apa yang terjadi. Tooru lalu langsung menutup mata kirinya, dan menjelaskan apa yang terjadi.
Bersambung...