***
Meski tahu Alana sedang marah padanya karena ia pulang ke Jakarta terlalu cepat, Ken tetap pergi, ia harus menemui Viola agar tidak menyebarkan berita yang tidak-tidak tentangnya.
Santika dapat menangkap ekspresi kekesalan putrinya saat Ken pamit.
"Kamu kenapa Sayang?"
"Tidak apa-apa Mi."
"Apa kamu tidak senang di sini?"
"Bukan Mi, bukan seperti itu, tentu aku sangat senang pada akhirnya bisa bertemu kalian."
"Yasudah kalau begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
Alana merasa itu bukan ide yang buruk, jadi ia menyetujui usulan Santika.
Mereka pergi di sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di New York, terletak di Manhattan yang mana merupakan surganya barang branded.
Alana pasrah saja saat ibunya membelikan beberapa baju yang menurutnya sangat mahal, tas juga sepatu yang benar-benar harganya di luar nalarnya.