Keesokan harinya, Bian berinisiatif datang menemui Nita di penjara tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, ia melakukan semua ini karena ia kasihan Nita juga tidak tahan dengan kondisi rumah yang melihat orang tuanya bertengkar terus menerus gara-gara Nita.
"Kak!" seru Bian begitu Nita keluar dibawa oleh dua polwan keluar dari sel untuk menemuinya.
"Bian, ada apa kamu menemuiku ke sini?" tanya Nita dengan wajah yang menunjukkan kerapuhan dan kesedihan.
"Aku ingin membantumu keluar drai sini."
Nita menghela nafas berat dan lapisan kabut langsung muncul di matanya yang lembut, ia merasa Bian tidak akan bisa melakukannya mengingat Ario saja justru memarahinya dan tidak berjanji untuk mengeluarkannya.
"Bian, kamu tidak akan bisa, kali ini masalahnya sangat serius."
"Memangnya apa yang kamu lakukan? Apa benar kamu telah menyinggung Alana lagi?"
Nita mengangguk membenarkannya, pada saat itu air mata membasahi pipinya. Ia menyesal.