Arvian baru akan menghubungi para pengawal lainnya, namun mobil itu keburu digedor keras oleh sekelompok orang yang menyerupai preman.
Alana semakin ketakutan, trauma tentang kejadian seminggu yang lalu masih sangat membekas dalam ingatannya. Ia tidak mau terjadi sesuatu lagi padanya.
"Arvian, tolong lakukan sesuatu plis!" Pintanya memohon.
"Tenang Al, aku juga sudah hubungi Jordi," ujar Amanda menenangkan.
Alana memucat dan ia juga mencoba menghubungi Ken meski ia tahu percuma, Ken pasti sedang take.
"Nyonya tenang, saya sudah hubungi para pengawal yang lain."
Alana mencoba mengangguk meski ia sangat ketakutan, sekelompok preman itu terus saja menggedor pintu dengan keras sambil berteriak, "Turun!"
Alana menarik nafas dalam-dalam dan mencoba mengontrol dirinya.
"Nyonya tenang, tetap di sini dengan Amanda. Saya akan mencoba turun."
"Apa tidak terlalu beresiko Vian? Mereka jumlahnya sangat banyak."
"Iya Arvian, jangan bertindak bodoh!"