Ken mengepalkan tinjunya dan mendesis geram.
"Sean, apa kamu mencoba mempermainkanku?"
Mendengar itu, Sean tertawa dan mencibir, "Apa untungnya bagiku?"
Pernyataan Sean sukses membuat emosi Ken kian meledak.
"Kamu membuat drama ini dan ingin mengambil keuntungan agar Alana berhutang budi padamu kan?"
"Sayangnya aku tidak punya waktu untuk membuat rencana jahat seperti yang ada dalam pikiranmu, minggir!"
Ken tetap mencegah Sean dan kali ini ia menatapnya dengan tajam, mencoba mencari kebohongan yang sama sekali tidak ia temukan, pada akhirnya Ken membiarkan Sean pergi karena mengajaknya berdebat pada larut malam seperti ini hanya akan menghabiskan waktu dan tenaganya.
Ken hanya menatap nanar saat mobil Sean melintas pergi dari hadapannya, ia mencari ponselnya di dalam jasnya dan menghubungi Alana.
***