"Ayah!"
"Kamu masih ingat bahwa aku ayahmu?"
Alana menurunkan kelopak matanya dan ia menjawab dengan lembut, "Mengapa ayah berbicara seperti itu padaku?"
"Kita berada satu kota, tapi pernahkah kamu berusaha menghubungi atau mencari dimana ayahmu tinggal?"
Alana mengangkat sudut bibirnya dengan nada mencibir, "Aku terlalu banyak masalah sejak berada di Jakarta, lagipula ayah sudah sangat berubah terhadapku sejak menikah lagi, aku pikir aku sudah tidak dianggap."
"Banyak masalah apa Alana? Kamu bahkan sangat bahagia bisa tinggal di rumah mewah milik keluarga Wijaya, menjadi istri Ken dan sekarang kamu bahkan menjadi putri Angga Bara, harusnya kamu sangat bahagia."
Alana tersenyum mengejek.
"Mungkin ayah pikir akan seperti itu, tapi kenyataannya tidak sebahagia yang ayah bayangkan."
"Omong kosong."
Alana mendengus lembut dan tersenyum kecut.
"Terserah ayah saja!"
Alana hendak bangkit dan pergi dari restoran itu, tapi tangannya ditahan oleh Ario.
"Tunggu!"