"Bukan karena Amanda yang pandai membujukku, tapi karena Amanda tidak pernah punya salah padaku."
Ken memandang Alana dengan kesal, dan ia kehilangan kata-kata.
Alana tak membahas apapun lagi, mobil kembali diliputi keheningan dan Alana menyandarkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela.
Menit berikutnya, mobil Ken tiba di sebuah restoran yang begitu mewah.
"Kenapa kita ke sini? Bibi Mer pasti sudah menyiapkan makan siang untuk kita."
"Aku hanya ingin memanjakan kamu dan dia, ayo turunlah!"
Alana mendengus lembut dan ia menuruti perintah Ken untuk turun dari mobil, begitu Alana turun, Ken langsung menggandeng tangan Alana dengan begitu mesra layaknya pasangan suami istri yang paling bahagia.
Belum sampai pintu, Alana tiba-tiba merasakan kepalanya pusing dan perutnya mual.
"Kamu kenapa?"
"Kepalaku tiba-tiba pusing." Keluh Alana sambil memegangi kepalanya.
Ken membantu Alana kembali ke mobil.
"Kamu take away saja makanannya atau kita langsung pulang."